Ruteng, Vox NTT- Anggota DPRD Manggarai, Nadus Nasur mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) segera mengusut dugaan mafia ruko di Pasar Inpres Ruteng.
Pasalnya, hal tersebut sangat serius karena berkaitan langsung dengan hak dan akses pedagang menuju kesejahteraan.
“Masalah ini sangat serius dan tidak boleh dianggap sepele. Jadi, saya minta itu diusut,” kata Nadus melalui telepon, Selasa (28/3/2017).
Ia menilai praktek mafia sangat tidak adil. Pedagang yang kuat pasti mengalahkan yang lemah. Padahal, semua pedagang itu memiliki hak dan kewajiban yang sama.
“Ada orang dapat banyak, sementara yang lain dapat satu, bahkan tidak dapat sama sekali. Menurut saya itu sangat tidak adil,” tegasnya.
Nadus menyesalkan pedagang yang mendapat ruko secara cuma-cuma dari Pemkab, tapi dijual lagi dengan pengusaha tertentu hanya ingin mendapatkan uang banyak sesaat.
Pedagang seperti ini, kata Nadus tak perlu dibela karena ia membunuh masa depannya sendiri.
“Saya pikir orang seperti itu tidak perlu dibela,” imbuhnya.
Atas persoalan tersebut, Politisi Hanura ini meminta Pemkab segera turun langsung ke pasar untuk mendata ulang seluruh ruko yang ada.
Jika betul ada mafia, tegas Nadus, Pemkab harus mengambil sikap tegas sesuai aturan yang berlaku.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ada pengusaha yang sinyalir memiliki belasan ruko.
Setiap dokumen ruko tersebut atas nama anggota keluarganya. Taktik ini bertujuan untuk mengelabui pedagang lain di pasar.
Baca: Isu Mafia Ruko di Pasar Ruteng Menguat, Pemkab Diduga Diam Saja
Banyak orang pun heran dengan kejadian ini. Padahal, masih banyak pedagang lain yang belum memiliki tempat untuk menjual.
Sebab itu, pernah beberapa pedagang sempat protes tapi kabarnya pemkab tak gubris.
Selain monopoli ruko, ada juga modus lain. Pedagang yang menerima ruko dari pemkab menjual kembali kepada pengusaha tertentu dengan harga puluhan juta rupiah.
Padahal ruko tersebut milik pemkab dan diberikan secara cuma-cuma kepada pedagang.
Akibatnya, saat ini ada pengusaha jadi penguasa di pasar Ruteng dengan jumlah ruko terbanyak.
(Ferdiano Sutarto Parman/VoN).