Vox NTT-Dari bulan Januari sampai Maret 2017, tercatat 8 warga NTT meninggal akibat bunuh diri. Data ini rincinya terangkum dalam pemberitaan VoxNtt.com dari 26 Januari hingga 31 Maret 2017. Berikut kami sajikan ringkasan peristiwanya.
Pada tanggal 25 Januari lalu, seorang guru wanita mata pelajaran Bahasa Indonesia, Sofia Gowi (41) di SMPN 2 Golewa Kabupaten Ngada, tewas gantung diri di dalam kamarnya menggunakan tali nilon berwarna biru.
Kejadian itu pertama kali diketahui Gabriela Menge, tetangga korban dan ibu kandungnya pada Rabu (25/1/2017).
Saat ditemukan, tali nilon terikat pada leher korban dengan posisi lidah menjulur ke luar, mulut mengeluarkan busa, dan hidung mengeluarkan ingus.
BACA:Sofia, Guru SMPN 2 Golewa Tewas Gantung Diri Gunakan Tali Nilon
Pada tanggal 2 Februari 2017, Seorang ibu bernama Yohana Nubatonis ditemukan tewas di atas tempar tidur dalam kamar kiosnya di RT 06/RW 02 desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Kasus ini masih didalami pihak kepolisian setempat karena masih terdapat kejanggalan yang ditemukan dalam tubuh korban.
Yohana Nubatonis ditemukan sudah tidak bernyawa lagi oleh puterinya, Engra Nomleni. Engra masuk ke dalam ruangan dengan mencongkel pintu belakang menggunakan linggis sekitar pukuk 16.30 Wita.
Saat masuk Engra menemukan ibunya terkulai di atas tempat tidur dengan leher terikat tali plastik dan ujung tali lainnya terikat di kayu tenda tempat tidur yang menjadi rangka kelambu.
Pada 21 Februari 2017, Yunuarius Raga, warga asal RT 06, Dusun 03, Desa Wuliwalo, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri.
Pohon Fuja, begitu masyarakat setempat menyebutnya menjadi saksi bisu di detik-detik kematian pria berumur 43 tahun itu.
Selasa, (21/2/2017) sekitar pukul 14.45 Wita, jasad Yunuarius ditemukan warga dalam posisi gantung di pohon Fuja setinggi dua meter dari permukaan tanah.
Tali di lehernya diikat dengan kuat hingga tubuh masih posisi menggantung dan tidak sempat jatuh ke tanah.
Diduga pria ini mengalami gangguan mental.
BACA: Pria di Nagekeo Tewas Gantung Diri di Pohon Fuja
Pada 12 Maret 2017, Anggalinus Afrido, warga asal Desa Lamba Keli, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) nekat melakukan aksi bunuh diri dengan cara meminum pestisida.
Pria berumur 33 tahun tersebut meminum obat pembasmi hama di persawahan Ikong Kilo, Desa Watu Mori, Kecamatan Rana Mese-Matim, Minggu (12/3/2017). BACA: Dengan Minum Pestisida, Cara Pria Asal Lamba Leda Ini Bunuh Diri
Pada tanggal 21 Maret 2017, Warga Watuapi Desa Tendambepa, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Beatrix Hila (20) nekat mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Ia ditemukan tewas tergantung pada pohon mahoni dengan seutas tali di Oja Desa Tenda Mbepa, pada Selasa (21/3/2017). BACA: Diduga Depresi, Warga Nangapanda Tewas Gantung Diri
Pada tanggal 29 Maret 2017, warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Maumere ditemukan tewas gantung diri di pohon mangga dalam lingkungan lapas.
Ketika ditemukan pada Rabu (29/3/2017) pagi kurang lebih pukul 07.00, Nikolaus Ware (59) sudah tak bernyawa.
Pada tanggal 30 Maret 2017, Yunarsia Sinta (21), mahasiswi semester IV Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Santu Paulus Ruteng ditemukan tewas gantung diri di kosnya, Kamis (30/3/2017).
Kos korban beralamat di jalan hotel Rima, Tenda, Kelurahan Tenda, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai.
Yun begitu akrab disapanya adalah warga asal Ngkiong, Desa Ngkiong Dora, Kecamatan Poco Ranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur (Matim). BACA: Mahasiswi Tewas Gantung Diri di Tenda Ruteng
Yang terakhir pada 31 Maret 2017, Zadrak Lasboy(40) warga RT 015/RW 004, kelurahan Benpasi, kecamatan Kota Kefamenanu nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri menggunakan selang plastic.
Odis Moybeka, adik ipar korban ketika ditemui media ini di RSUD Kefamenanu mengungkapkan bahwa pada pukul 14.00 Wita setelah makan siang, dirinya diminta oleh isteri korban untuk melihat korban di kamarnya karena sudah lama tidak membuka pintu.
“Saya pi(pergi) maloi (lihat) dari ventilasi, saya lihat dia tagantung tapi saya tidak yakin dia mati karena saya lihat dia pu (punya) kaki sampai tanah”ungkap Odys.
Melihat kondisi korban tersebut Odys tidak berani masuk ke dalam kamar tetapi langsung memanggil anggota keluarga lainnya untuk sama-sama masuk melihat kondisi korban.
Setelah berada dalam kamar, barulah anggota keluarga memastikan kalau korban sudah meninggal dunia. Keluarga kemudian, langsung menyampaikan kejadian naas itu ke ketua RT. Tak lama berselang kepolisian dari Polres TTU pun turun ke TKP.
Dari data yang masuk ke redaksi VoxNtt.com ditemukan beberapa cacatan yakni: Pertama, umur pelaku bunuh diri berkisar antara 20-59 tahun.
Kedua, pekerjaan mereka ada yang petani, ibu rumah tangga, guru dan mahasiswa.
Ketiga, motif sementara ada yang disebabkan depresi, persoalan ekonomi, dan masalah percintaan.
Keempat, dari sisi jenis kelamin, terdapat 4 orang perempuan dan 4 orang laki-laki.
Kelima, pelaku kebanyakan memilih mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri. Sementara yang minum racun (pestisida) hanya berjumlah 1 orang.
Ke-8 pelaku bunuh diri ini dihitung berdasarkan pemberitaan yang masuk ke redaksi VoxNtt.com. Data ini belum termasuk angka bunuh diri yang tidak terhitung oleh redaksi kami. (Litbank Vox NTT).