Borong, Vox NTT-Manajemen Bank NTT didesak agar membangun kantor cabang di Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur (Matim). Apalagi pernyertaan modal dari Pemda Matim terhitung besar. Tahun 2017 misalnya, naik menjadi Rp 50 miliar.
Bupati Matim, Yoseph Tote yang ditemui VoxNtt.com di kantor Bupati, Senin (3/4/2017) mengatakan, sebagai pemegam saham dirinya mendesak agar kantor cabang bank NTT di Borong harus segera dibangun.
Setiap rapat seluruh pemegam saham, Tote selalu mengusul hal itu. Namun, hingga kini belum juga ada tanda-tanda untuk dibangun
“Publik menilai, saya yang sengaja untuk memperlambat bangun kantor cabang di Borong. Karena saat ini Bank NTT, kontrak rumah pribadi saya. Ini yang dinilai masyarakat sekarang. Pada hal sejujurnya tidak demikian. Saya sendiri sudah sering usul, tapi belum dijawab. Saya sendiri juga mendesak agar kantor cabang itu segera dibangun,” kata Tote.
Disampaikan Tote, Pemda Matim sendiri sudah siap lahannya untuk diserahkan bangun kantor cabang Bank milik pemerintah dan masyarakat NTT itu di Lehong. Namun ditolak oleh pihak manajemen Bank. Alasan, lokasinya kurang strategis.
Terkait penyertaan modal dari Pemda Matim, lanjut Tote setiap tahun meningkat. Bahkan lebih besar dari Pemda Manggarai dan Manggarai Barat.
“Tiap tahun pernyertaan modal kita selalu naik. Tahun ini saja naik jadi sebesar Rp 50 milyar, dari tahun 2016 sebesar Rp 40 milyar dan tahun 2015 sebesar Rp 30 milyar. Pertumbuhan ekonomi kita juga bagus, di atas 6 persen. Usia kabupaten Matim sudah jalan 10 tahun. Mestinya ini yang mendorong dan mendesak, di Borong itu harus dibangun kantor cabang Bank NTT,” ujar Tote.
Sementara anggota DPRD Matim, Adven Peding, mengatakan mestinya pihak manajemen Bank NTT untuk segera bangun kantor sendiri di Borong. Tentu selain untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, juga mempercantik ibu kota Matim. Sehingga tampak ada kemajuan di Matim dan memenuhi kantor pelayanan yang representatif.
Dengan adanya kantor yang berkualitas dan memenuhi syarat, tentu adanya peningkatan produktifitas kerja yang lebih baik. Namun lanjut Peding, hingga saat ini dirinya belum mendengar, lahan untuk bangun kantor itu sudah ada atau belum. Sehingga Peding berharap, minimal pertama dari pihak manajemen Bank, segera membeli lahannya
“Mestinya pertama pihak manajemen Bank untuk segera memiliki lahannya dulu. Tapi saya lihat, mereka belum juga membeli lahannya. Memang kalau kita lihat di kantor yang mereka kontrak saat ini, tidak memenuhi syarat. Sehingga layaknya segera bangun kantor sendiri yang nantinya menjadi representatif. Dari situ juga nanti, kemajuan daerah itu nampak,” kata Peding.
Tokoh masyarakat Matim, Firman R, juga meminta kepada pihak manajemen Bank NTT, untuk segera bangun kantor cabang di Borong. Selain karena penyertaan modal dari Pemda terhitung besar, juga kondisi kantor cabang yang masih kontrak rumah saat ini, tidak nyaman. Di mana tidak memiliki areal parkir. Sehingga terpaksa, kendaraan para nasabah, memanfaatkan badan jalan.
“Kita minta pihak Manajemen Bank NTT itu segera bangun kantor sendiri di Borong. Banyak nasabah yang kurang nyaman kalau parkir kendaraan di badan jalan, karena kantor yang ada tidak punya tempat parkir. Jumlah nasabah di Matim sudah banyak. Ruangan yang ada juga sangat sumpek. Sehingga biar pake ac, tapi tetap saja rasanya gerah,” kata Firman. (Nansianus Taris/VoN)