Borong, Vox NTT- Di tengah krisis anggaran, Dinas Kesehatan Manggarai Timur (Dinkes Matim) malah boros-borosan di hotel berbintang.
Sebab itu, Anggota DPRD Matim, Mensi Anam menilai Dinas tersebut tak mempunyai kepekaan terhadap nasib warga di kabupaten itu (sense of crisis)
“Mereka tidak punya sense of crisis,” katanya melalui pesan WhatsApp, Selasa (11/4/2017).
Ia menjelaskan tahun anggaran 2017 semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkena rasionalisasi untuk pembangunan beberapa unit gedung RSUD.
Rasionalisasi bermaksud untuk mengumpulkan uang dari tiap OPD melalui pengetatan dan penghematan anggaran.
“Yang tidak prioritas dipotong, yang volume kegiatannya terlalu tinggi dikurangi. Semuanya itu demi RSUD,” katanya melalui pesan WhatsApp, Selasa (11/4/2017).
Akibatnya, kata Anam, anggaran setiap OPD pas-pasan saja. Hal ini pun sudah diterima oleh semua OKD sebagai kenyataan yang tak bisa dihindari. Tapi di balik itu tersirat harapan, Dinkes sebagai pihak yang berkaitan langsung dengan RSUD ini harus berhemat.
“Namun faktanya jauh dari harapan. Dinas yang berkaitan langsung dengan RSUD ini justru tidak memiliki kepekaan dan keprihatinan terhadap situasi darurat ini,” pungkasnya.
Ia menambahkan RSUD yang dibangun tahun ini membutuhkan biaya sebesar 27 miliar. Anggaran sebesar itu tentu mempengaruhi postur anggaran tiap OKD.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Rakerkesda Dinkes ini diselenggarakan di Hotel Bintang Flores, Labuan Bajo-Manggarai Barat. Kegiatan ini berlangsung 6-9 April 2017 lalu dan menghabiskan anggaran sebesar 299 juta dari APBD Matim.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinkes Matim, dr. Surip Titin beralasan pemilihan tempat Rakerkesda ini sekaligus menjadi wahana melepas kepenatan.
“Kita butuh refresing juga, dengan beban kerja Dinkes yang sangat banyak,” ujarnya.
Adapun agenda yang dibahas dalam Rakerkesda kali ini yakni Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Imunisasi.
Sementara, Ketua Panitia Rakerkesda, Fery Jehama menjelaskan ada 100 peserta yang terlibat dalam kegiatan ini. Peserta tersebut terdiri dari kepala puskesmas dan pihak dinkes sendiri. Mereka menginap di Hotel Bintang Flores dan Hotel Luwansa.
(Ferdiano Sutarto Parman/VoN)