Labuan Bajo,Vox NTT- Peringatan Kematian Kristus Yesus atau Jumat Agung yang jatuh pada hari ini, Jumat, 14 April 2017 dikemas dalam berbagai cara oleh umat Kristen di seluruh dunia.
Di Paroki Santo Mikael Noa, Kecamatan Mbeliling, Orang Muda Katolik (OMK) menggelar jalan salib hidup di halaman kampung Noa hingga pelataran Gereja Paroki Santo Mikael, Jumat , (14/04/2017) pagi.
Drama penyaliban Yesus ini serupa dengan kisah perjalanan Yesus disalib seperti yang tertuang di dalam injil.
Drama penyaliban atau yang biasa dikenal dengan tablo ini diperankan oleh 30 orang dari OMK Paroki Santa Mikael.
Ada yang berperan sebagai Yesus, Maria Magdalena, Bunda Maria, serdadu, dan para rasul. Prosesi drama penyaliban ini dilakukan sepanjang jalan Kampung Noa hingga ke Gereja Paroki Santo Mikael Noa.
Ketua Organisasi OMK Paroki Santo Mikael, Boy Canterbury mengatakan, drama Penyaliban Yesus dimulai dengan sesi Yesus memikul salib ke Bukit Golgota.
Pemeran Yesus yakni Deny memikul salib kayu buatan dengan diiringi doa dan lagu-lagu hingga ke perhentian ke-14.
“Kita menggelar jalan salib hidup pada Jumat Agung ini supaya umat-umat Katolik di sini benar-benar merenungi dan mendalami kesengsaraan Yesus dalam memikul salib untuk menyelamatkan manusia,” terang Boy kepada VoxNtt.com.
Prosesi Jalan Salib, lanjut Boy, berlangsung selama dua jam dan diikuti oleh ratusan umat Katolik dari Paroki Santo Mikael, Noa.
Akhir prosesi drama Jalan Salib ditandai saat Yesus meninggal di kayu salib kemudian dipangku oleh ibunya, Bunda Maria.
“Selesai drama penyaliban Yesus, umat kembali ke gereja untuk doa penutup,” kata Boy. (Gerasimo Satria/VoN).