Maumere, Vox NTT- Dalam memperingati kisah sengsara Yesus, ribuan umat Katolik di Sikka melalukan ritual Persisang Logu Senhor pada hari Jumad (14/4/2017).
Ritual ini dilakukan usai misa Jumad Agung di Gereja St. Ignatius Loyola, Sikka, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka.
Menurut Ketua Panitia, Firminus Marianus, Persisang Logu Senhor dilakukan dengan berjalan di bawah usungan salib “senhor” atau Tuhan Yesus. “Logu” sendiri merupakan bahasa Sikka yang berarti berjalan merunduk.
“Ini sebagai bentuk penghormatan terhadap pengorbanan Yesus dan menunjukkan kerendahan diri kita di hadapan Tuhan,” ungkap Firminus Marianus kepada VoxNtt.Com usai sebelum ritual dilaksanakan.
Dalam ritual yang telah berusia ratusan tahun ini, umat berjalan di bawah usungan salib senhor dengan membawa lilin yang menyala. Sebelum malakukan logu, umat terlebih dahulu menyentuh peti terselubung kain ungu yang diusung oleh 4 orang pengusung.
Di dalam peti tersebut dibaringkan salib senhor. “Salib senhor ini dibawa oleh Raja Don Alesu Ximenes da Silva dari Semenanjung Malaka bersama dengan patung ‘meninho’ atau bayi Yesus,” ungkap Firminus.
Pantauan media ini, Persisang Logu Senhor menggabungkan jalan salib peringatan kisah sengsara Yesus dengan ritual jalan merunduk. Penyelenggaraan Persisang Logu Senhor tahun ini terdiri atas 5 irmida atau stasi.
Persisang Logu Senhor diawali dengan pengantar di dalam gereja tertua di Sikka, Gereja St. Ignatius Loyola. Seorang tokoh awam lantas menyampaikan kisah lahirnya Persisang Logu Senhor kepada umat yang hadir.
Pada setiap irmida terdiri atas 1 atau lebih perhentian yang menampilkan lakon kisah sengasara Yesus dan renungan. Selanjutnya, pemimpin Logu Senhor, Rm. Silvester Oba, Pr memberkati umat dengan salib senhor.
Prosesi dilanjutkan dengan “logu” atau berjalan merunduk di bawah usungan Salib Senhor. Kemudian salib senhor diusung ke luar gereja melalui irmida-irmida yang berlangsung di sejumlah titik di Kampung Sikka.
Persisang Logu Senhor juga diwarnai dengan do’a, renungan, dan nyanyian ratapan atau ovus. Prosesi yang dimulai kurang lebih pukul 19.00 tersebut baru berakhir kurang lebih pukul 03.00 dini hari. (Are De Peskim/VoN).