Borong, Vox NTT-Menyambut pesta Kebangkitan Tuhan, Komunitas Seminari Pius XII Kisol-Manggarai Timur mengadakan pementasan aktus paskah pada hari Jumat (14/04/2017).
Seperti pada tahun sebelumnya, komunitas Sanpio mempercayakan para siswa kelas XI SMA menanggung pementasan ini.
Aktus yang berjudul VAKUM ini dipentaskan di aula Sanpio yang dimulai pada pukul 19.30 WITA. Aktus ini disaksikan oleh anggota komunitas Sanpio dan undangan lainnya.
Naskah aktus Vakum disusun oleh tiga siswa yaitu Louis Adiman, Faldy Nggarang dan Rilan Musrilan.
Mereka sekaligus menyutradari aktus ini. Para siswa didampingi oleh Fr. Oriol Dampuk. Dengan penampilan para tokoh dan dekorasi yang menawan, aktus ini memukau para penonton.
Tentang ‘Vakum’
Aktus ini mengisahkan pergulatan batin antara seorang pastor bernama pastor Paul dengan sekelompok dukun.
Diceritakan bahwa adik dari ketua dukun mengalami sakit keras yang sudah lama dideritanya. Sang ketua dukun merasa bingung dengan penyakit adiknya itu.
Setelah berpikir panjang, ia menyimpulkan bahwa adiknya mengalami sakit karena dirinya dan teman-temannya tidak memberikan sesajian berupa tumbal kepada nenek moyangnya.
Ia pun meminta para dukun lainnya untuk mengadakan ritual agar segera mendapatkan tumbal.
Rencana ini juga diketahui oleh Tejo, pembantu dari ketua dukun. Tejo juga berperan sebagai pembantu pastor Paul.
Ia memberitahukan rencana ini kepada pastor Paul dan umat. Pastor Paul menentang keputusan itu. Ia tidak menyetujui jika ada korban manusia dari penyembahan itu.
Bersama para umatnya, ia melabrak para dukun yang saat itu sedang membicarakan rencana itu dengan rakyat lainnya. Ia tidak ingin umatnya mengikuti kehendak para dukun.
Sang Pastor melarang umat agar tetap setia pada jalan Kristus yang tidak menghendaki kematian orang-orang berdosa. Ia berhasil menyakinkan orang banyak untuk tidak mengikuti rencana busuk para dukun.
Situasi ini membuat para dukun merasa kecewa dengan keputusan pastor. Suatu ketika, saat meditasi ketua dukun didatangi oleh nenek moyangnya dan para setan. Mereka meminta tumbal dari para dukun sebab jika tidak adik dari ketua dukun yang akan mati.
Hal ini membuat ketua dukun mengajak para dukun lainnya mengadakan ritual agar menemukan tumbal. Pada akhirnya para dukun menemukan seseorang yang akan dijadikan tumbal.
Mereka membawanya ke tempat pembantaian di sebuah bukit. Namun ketika tumbal itu hendak dibunuh oleh seorang dukun, pastor Paul dan umatnya bertindak cepat.
Mereka menggagalkan pembunuhan itu. Mereka pun membebaskan orang tersebut. Saat itu dukun berdebat dengan pastor Paul tentang tujuan dari pemberian tumbal kepada nenek moyang. Pastor Paul tetap tegas menolak keinginan para dukun.
Berikutnya, para nenek moyang kembali mendatangi ketua dukun. Mereka ingin tumbal segera diberikan. Ketua dukun pun berjanji akan memberikan sesajian berupa tumbal kepada nenek moyang.
Namun setelah itu, adiknya yang sudah lama sakit, akhirnya mati. Melihat hal itu, para dukun merasa bahwa pastor Paul menjadi penyebab kematian adik ketua dukun itu.
Mereka akan menjadikan pastor paul sebagai tumbal. Dua orang dukun mendatangi rumah pastoran dan membawa pastor Paul ke tempat pembantaian.
Saat itu pastor Paul tetap teguh pada prinsipnya meskipun pada akhirnya ia dibunuh oleh ketua dukun. Lalu ia digantung di atas sebuah sumur.
Pada adegan terakhir, saat pastor Paul digantung, umatnya mendatangi tempat itu dengan membawa lilin bernyala.
Mereka melakukan penghormatan terakhir kepada pastor Paul. Diakhiri, seorang umat membawakan sebuah monolog.
Dunia yang Vakum
Vakum berarti kekosongan. Judul ini dipilih untuk menyampaikan kondisi yang dialami manusia pada zaman sekarang. Manusia kerap lupa akan kebesaran dan keagungan Tuhan.
Keangkuhan hati manusia menjauhkan Tuhan dari hidupnya. Manusia mengalami kekeringan rohani dan kekosongan batin yang merusak hubungannya dengan Tuhan dan sesama.
Bahwa kekosongan inilah yang menyebabkan hati manusia mudah dirasuki kekuatan jahat. Hal ini digambarkan oleh tokoh para dukun.
Dalam perayaan Paskah, kekosongan manusia diisi oleh sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus. Kristus sendirilah yang menghancurkan kekosongan jiwa manusia dengan misteri keilahian-Nya.
Yesus Kristus rela mati untuk menyelamtkan manusia dari dosa kekosongan hati nurani. Melalui perayaan Paskah, manusia dibangkitkan dari kebobrokan yang merenggut imannya.
Dalam ‘Vakum’, sosok pastor Paul datang membawa kebajikan rohani yang membantu orang memahami kehidupan mulia secara lebih baik.
Di akhir malam renungan ini, RD Silvi Mongko selaku kepala sekolah SMA Seminari Kisol mengucapkan proficiat kepada para siswa kelas XI yang telah mementaskan aktus paskah.
“Saya berharap semoga dari aktus ini, kita menemukan jalan yang baik dan benar dalam hidup, khususnya dalam panggilan yang telah dipercayakan kepada kita masing-masing”, ujarnya. (Fr. Oriol Dampuk/VoN)