Labuan Bajo, Vox NTT- Anggota DPRD Manggarai Barat (Mabar), Ino Tanla mempertanyakan proyek Jalan lapis penetrasi (lapen) jalan Momol menuju Wae Ncuring di Kecamatan Ndoso senile Rp 3 miliar.
Pasalnya, pada Perda ABPD tahun 2016 lalu anggaran proyek peningkatan jalan Momol-Waning-Wae Ncuring tersebut itu sebesar Rp 5 miliar.
“Saya sudah tiga kali meminta penjelasan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Mabar saat sidang paripurna terkait dipotongnya anggaran proyek itu, dari anggaran Rp 5 miliar menjadi Rp 3 miliar,’’ ujar Ino Tanla kepada VoxNtt.com, Jumat (21/4/2017).
Hingga saat ini kata Ino Tanla, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar belum menjawab terkait anggaran yang dipotong itu.
Sehingga, pada sidang paripurna istimewa penyampaian rekomendasi DPRD terhadap LKPJ Bupati Mabar 2016, Rabu 19 April 2017 lalu memasukan persoalan terkait proyek itu di pandangan fraksi Gabungan Keadilan DPRD Mabar.
Menurut Ino Tanla, DPRD bertanya terkait proyek itu untuk mengetahui anggaran Rp 2 miliar yang dipotong itu dialihkan ke item pekerjaan apa. Namun, sayangnya belum dijawab oleh Pemkab Mabar lebih khususnya Dinas PU.
Selain hilangnya Rp 2 miliar , Ino Tanla juga sangat menyesal ulah kontraktor yang mengerjakan proyek itu.
Pasalnya, proyek tidak dikerjakan tuntas dan kualitas jalan lapen dan drainase sudah mulai rusak.
“Jalan lapen itu hanya tambal di sejumlah titik ruas jalan, namun, sebagian jalan lapen itu sudah mulai rusak. Begitu juga dengan lantai drainase sebagian sudah rusak,’’ tutur Ino Tanla, anggota DPRD yang berasal dari Ndoso itu.
Sementara itu, Sekretaris Dinas PU Mabar, Ovan Adu mengaku hilangnya Rp 2 miliar anggaran untuk proyek itu lantaran dipotong saat Pemerintah Pusat (Pempus) Tahun 2016 lalu mengeluarkan kebijakan tentang pemotongan anggaran dana DAK.
“Uang itu tidak dialihkan ke tempat lain. Tapi, dipotong oleh Pemerintah Pusat saat itu,’’ ujarnya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Yosep Jemali kepada VoxNtt.com menjelaskan, proyek itu bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2016.
Nama proyeknya yaitu peningkatan jalan Momol-Waning-Wae Ncuring dengan anggaran Rp 3 miliar. Proyek itu dikerjakan oleh CV Golo Bombang, sebuah perusahan yang berasal dari Ruteng Kabupaten Manggarai.
Namun, dalam perjalanan proyek itu tidak dikerjakan sampai tuntas karena pihaknya melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap CV Golo Bombang.
“Kami terpaksa melakukan PHK terhadap kontraktor pelaksana karena pekerjaan tidak tuntas sampai waktu yang telah diberikan,’’ ujarnya.
Dia menambahkan, kontraktor pelaksana hanya mampu mengerjakan 62 peren. Dia tidak mampu menuntaskan proyek karena cuaca saat itu di wilayah Ndoso sangat tidak mendukung. Seluruh material pekerjaan lapen tidak dapat diangkut ke lokasi proyek.
“Kira-kira jumlah uang yang diterima oleh kontraktor sebesar Rp 1,7 miliar sedangkan sisanya distor kembali ke kas daerah,’’ jelas Yos Jemali.
Seperti diketahui selain DPRD Mabar menyoroti proyek Momol-Waning –Wae Ncuring, DPRD juga menyuruti proyek jalan hotmix senilai Rp 14 miliar pada jalur Datak-Semang-Ndiuk di Kecamatan Welak yang sudah mulai rusak.
Proyek belasan miliar itu dianggarkan melalui APBD II Mabar pada instansi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mabar. (Gerasimos Satria/VoN)