Kota Kupang, Vox NTT- Dinas Sosial (Dinsos) Propinsi NTT menyelenggarakan penguatan akses kearifan lokal dan keserasian sosial di daratan pulau Timor, NTT.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah bencana sosial akibat berbagai perubahan zaman di tengah masyarakat modern.
Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel T-More Kupang selama 3 hari sejak tanggal 19 April hingga 22 April 2017 ini dihadiri 47 orang peserta yang berasal dari enam kabupaten/kota sedaratan pulau Timor.
Sebanyak 15 peserta masing-masing dari Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Sementara 3 kabupaten yakni TTS, TTU dan Belu mengutus masing-masing 5 peserta. Untuk kabupaten Malaka hanya dihadiri 2 peserta.
Dinsos NTT mengangkat penguatan kearifan lokal dan keserasian sosial sebagai tema besar yang dikemas dalam konsep Sarasehan. Hal ini mengingat kebanyakan masyarakat NTT masih memegang kuat nilai-nilai warisan budaya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Dalam sambutan saat membuka kegiatan, Kamis (20/04/2017) pagi, Kepala Dinas Sosial Propinsi NTT, Wilhelmus Foni, mengatakan bahwa dalam sistem pengembangan keserasian sosial perlu penyamaan pemahaman antar tokoh masyarakat tentang kearifan lokal untuk mencegah, menangani dan mengantisipasi terjadinya bencana sosial.
“Proses ini akan menitikberatkan pada peran agen perubahan untuk menyuluh, memotivasi dan menggerakan masyarakat untuk hidup selaras dengan nilai-nilai kearifan lokal dalam mewujudkan keserasian sosial dan harmonisasi masyarakat”, kata Foni.
Menurutnya, tantangan dan berbagai permasalahan akan kebutuhan hidup manusia saat ini tidak terlepas dari perubahan lingkungan sosial, baik lokal maupun global.
Sehingga perlu peran aktif tokoh agama, tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat dengan memperhatikan nilai-nilai luhur masyarakat lokal yang menjadi warisan turun-temurun.
Oleh karenanya, kata Foni, kegiatan sarasehan 3 hari tersebut menghasilkan rekomendasi peran kearifan lokal dalam konteks penanganan bencana sosial, peningkatan peran kearifan lokal sebagai penyangga penanganan bencana sosial, serta terwujudnya harmonisasi kehidupan sosial masyarakat.
Kepala Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Dinsos NTT sekaligus panitia penyelenggara, Andreas Kono, mengatakan bahwa peserta yang hadir pada kegiatan tersebut berasal dari berbagai latar belakang, seperti tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, pelopor perdamaian, dan juga aparat pemerintahan.
Salah seorang peserta perwakilan Kabupaten Malaka, Manuel Bere Bauk, memberikan kesan terhadap positif terhadap kegiatan tersebut.
Menurutnya, beberapa materi yang telah diterimanya menjadi bahan refleksi yang kemudian dapat dijadikan pegangan dalam kehidupan sosial.
“Materi yang kami terima akan kami bawa pulang ke kampung kami masing-masing untuk kami praktekan misalnya mencegah terjadinya konflik-konflik sosial dalam masyarakat di wilayah kami” ungkap Bauk. (Dede/ VoN).