Ruteng, Vox NTT- Perayaan Paskah adalah sebuah momentum besar bagi umat Kristiani.
Di berbagai tempat, umat Kristiani berbondong-bondong mengikuti serangkaian acara dengan khusyuk dan bahagia yang diadakan di gereja mereka.
Pernik acaranya pun tentu saja berbeda-beda dengan berbasis pada budaya dan kebiasaan di setiap wilayah.
Begitu pun di Gereja Paroki Benteng Jawa, Kevikepan Borong, Keuskupan Ruteng- Manggarai Timur, NTT. Perayaan paskah 2017 ini sungguh mengejutkan umat Kristiani karena lain dari biasanya.
Di tengah homili pastor saat misa minggu paskah, tiba-tiba saja ada 8 anak SDI Bea Nanga-Benteng Jawa maju ke depan altar dan langsung mendeklarasikan gerakan anti merokok.
Cara ini pun sontak mengejutkan ribuan umat Kristiani yang mengikuti paskah di hari minggu, 16 April lalu itu.
Arsy Lentar, salah satu umat Paroki Benteng Jawa mengaku, salah satu acara di hari raya minggu paskah yaitu, anak-anak SD mendeklarasikan gerakan anti merokok. Gerakan tersebut sepadan dengan intisari kotbah pastor yang memimpin misa.
Inti kotbah pastor saat itu lanjut dia, yakni tentang keadilan dan prilaku kejahatan kemanusiaan. Itu terutama keadilan dalam kehidupan keluarga. Sedangkan, prilaku kejahatan juga bisa dilakukan oleh penikmat rokok dalam kehidupan rumah tangga.
“Sehingga dalam waktu bersamaan dia (pastor) manfaatkan anak-anak menari itu untuk deklarasikan anti rokok,” kata Arsy saat dihubungi VoxNtt.com, Sabtu (22/4/2017).
Dia mengaku, pernik paskah ini menuai beragam respon dari umat yang mengikuti misa saat itu. Kendati beragam respon, namun hingga kini gerakan anti merokok itu hangat diperbincangkan banyak kalangan di Benteng Jawa.
“Respon masyarakat penikmat rokok, mungkin relatif. Kalau saya mungkin perlahan-lahan untuk berhenti merokok, dari sisi kesehatan menguntungkan dan dari sisi ekonomis juga menguntungkan,” kata Arsy.
Pastor Vincentius Darmin Mbula yang memimpin misa minggu raya paskah di Gereja Benteng Jawa membenarkan, 8 anak SD perempuan itu telah mendeklarasikan gerakan anti merokok di depan ribuan umat.
Pastor dari Ordo Fratrum Minorum (OFM) itu mengatakan, ke-8 anak SD tersebut merupakan penari latar lagu kemuliaan, kudus, dan persembahan.
“Mereka meminta orang tua mereka untuk menghentikan merokok, sebab merokok merusak masa depan mereka,” terang Pastor Darmin yang adalah Ketua Presidium Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) itu.
“Uang yang dihabiskan untuk membeli rokok bisa dipakai untuk membeli susu, telur, ikan, beras, dan lain-lain demi kebutuhan gizi anak,” tambahnya.
Lebih lanjut kata Pastor Darmin, merokok hendaknya perlahan-perlahan dihentikan demi keadilan dan kesejahteraan generasi masa depan. Ketidakadilan terletak pada memanfaatkan uang sebanyak itu hanya untuk diri sendiri dan tidak berdampak pada peningkatan kualitas hidup. (Adrianus Aba/VoN)