Kefamenanu,Vox NTT- Masyarakat desa Fatu’Ana, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) mengeluhkan ulah kepala desa (Kades) Fransiskus Atolan yang tetap mempertahankan kontraktor yang berinisial VS bertindak sebagai suplayer pada beberapa item proyek yang sumber dananya berasal dari dana desa tahun anggaran 2016.
Pasalnya hingga saat ini,pengerjaan beberapa item kegiatan seperti pembangunan tembok penahan,jaringan perpipaan, serta bak air masih terkatung-katung.
Lambatnya penyelesaian proyek tersebut diduga kuat disebabkan oleh lambatnya kontraktor menyuplai bahan ke lokasi kegiatan.
Hal tersebut disampaikan oleh masyarakat desa Fatu’Ana saat ditemui reporter VoxNtt.com di desa Fatu’Ana beberapa waktu lalu.
“Jangankan proyek tahun 2016,proyek tahun 2015 saja seperti pemasangan meteran listrik di gedung PAUD saja sampai sekarang belum dipasang,tapi anehnya tahun 2016 malah kepala desa percayakan kontraktor itu lsgi untuk kerja di tahun 2016 ini,ada kepentingan apa sebenarnya?,” ungkap anggota masyarakat tersebut sambil meminta namanya dirahasiakan.
Sumber VoxNtt.com tersebut mengatakan, walaupun hingga saat ini pengerjaan item kegiatan tersebut belum selesai namun anggaran untuk proyek ini sudah dicairkan 100 persen.
“Seharusnya pembayaran kan sesuai dengan prosentase kegiatan di lapangan,tapi anehnya kenpa pengerjaan belum apa-apa tapi pembayaran sudah 100 %? Kalau Kades masih terus pertahankan kontraktor ini maka kami akan lakukan demonstrasi secara besar-besaran,” tegasnya denga nada kesal.
Kades Fatu’Ana,Fransiskus Atolan ketika dikonfirmasi media ini di kediamannya, Sabtu(29/04/2017) membenarkan hingga saat ini beberapa item kegiatan seperti, pembangunan tembok penahan sepanjang 460 meter, jaringan perpipaan, serta bak tersebut belum selesai dikerjakan karena lambatnya pendropingan material oleh kontraktor.
Total dana untuk beberapa item kegiatan ini sebesar Rp 156 juta.
“Beberapa waktu lalu,saat ada monitoring dari tipikor ,saya sudah tegaskan kepada kotraktor untuk segera melakukan pendropingan material karena memang keterlambatan ini karena kontraktor lambat droping material,” ungkap Kades Frans.
“Perjanjiannya sebenarnya hari kamis kemarin dia (Kontraktor) sudah harus droping material tapi tidak jadi juga,tadi pak dong belum kontak juga saya masih kontak dia tapi tidak angkat”.
Selain lambatnya pendropingan bahan material ungkap Frans, keterlambatan pengerjaan ini juga disebakan karena ketiadaan tenaga kerja/tukang.
Sesuai dengan kesepakatan saat Tim dari Tipikor melakukan monitoring,lanjutnya,maka dalam waktu 2 minggu ke depan proyek ini tidak selesai dikerjakan maka dirinya akan mengambil sikap tegas dengan melakukan PHK terhadap kontraktor tersebut.
Terkait pemasangan meteran listrik yang hingga saat ini belum selesai, kades Frans menjelaskan hal tersebut disebakan oleh ulah petugas PLN yang hingga saat ini belum melakukan pemasangan padahal uang muka sudah dibayarkan oleh kontraktor
“Saya bukan mau bela kontraktor,tapi memang dia(Kontraktor) sudah bayar uang muka untuk pasang meteran listrik tapi setiap kali saya kontak itu petugas tapi jawabannya selalu saja besok”ungkapnya. (Eman Tabean/VoN)