Maumere, Vox NTT- Sebagai bentuk protes terhadap adanya dugaan anggota DPRD Sikka yang terlibat mafia proyek Pokir, para aktivis PMKRI Maumere mengusung peti jenazah dan menyanyikan lagu-lagu penguburan orang mati ke Gedung Kula Babong, Jl. El Tari, Maumere.
Aksi teatrikal yang berlangsung pada Kamis (4/5/2017) tersebut diikuti oleh puluhan aktivis PMKRI dengan busana hitam.
Rombongan berkabung tersebut dilengkapi dengan beberepa orang perempuan berkerudung. Selain itu, para aktivis juga melagukan tangisan ratapan duka.
Koordinator aksi, Manuarius Ndambo menyatakan aksi tersebut mau menunjukkan PMKRI dan rakyat Sikka sedang berduka karena tingkah laku oknum anggota DPRD Sikka.
Menurutnya, isu aggota DPRD Sikka yang terlibat mafia proyek pokir perlu ditindak tegas.
Kasus tersebut sejajar dengan kasus dugaan korupsi E-KTP yang dikaitkan dengan sejumlah pimpinan DPRD Sikka.
“Ini menunjukkan nurani para wakil rakyat kita sudah mati dan karenanya harus ditindak tegas,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua PMKRI Maumere, Martinus Laga Muli menyatakan kasus Pokir bukan hanya berkaitan dengan oknum anggota DPRD Sikka melainkan juga oknum kontraktor anggota Gapensi. PMKRI menyebut ada dugaan gratifikasi dalam kasus tersebut.
“Pihak kepolisian sudah menjemput bola namun sampai saat ini proses tidak berlanjut karena Polres beralasan tidak ada laporan. Kalau seperti ini kan sayang,” ujarnya.
Lebih jauh, kepada VoxNtt.Com Martinus menuntut pihak kepolisian agar memeriksa Sekretaris Gapensi, Paul Papu Belang yang memunculkan isu ini sebagai biang kerok. Selain itu, Martinus juga mendesak Badan Kehormatan DPRD Sikka agar mengusut dugaan ini.
“Tindak tegas dan bila perlu laporkan ke Kejari Maumere,” tegas Martinus.
Para aktivis yang sempat memainkan teater di depan Kantor DPRD Sikka tersebut batal bertemu para wakil rakyat karena sedang dilakukan rapat.
Para aktivis yang kecewa sempat menyanyikan lahu berkabung dan meratap di depan pintu ruang pertemuan sebelum kembali ke Marga PMKRI. (Are De Peskim/VoN).