Kupang, Vox NTT– PMKRI Cabang Kupang geram dengan sikap dokter EM dan keempat bidan yang diduga lalai saat menangani proses persalinan Yohana Da Silva di ruang persalinan RSUD Soe.
Yohana bersama bayi yang baru dilahirkannya itu meninggal setelah mengalami pendarahan di ruang persalinan RSUD Soe pada (25/4/2017).
PMKRI menilai apa yang dilakukan dokter EM dan keempat anak buahnya dapat dikategorikan sebagai tindakan kriminal.
BACA:Istri dan Anak Meninggal, Yafred Nekat Polisikan Dokter dan Bidan RSUD SoE
Ketua PMKRI Cabang Kupang, Kristoforus Mbora saat dimintai tanggapannya lewat telepon pada Jumat (5/5/2017) di Kupang meminta aparat kepolisian agar menindak tegas EM dan 4 bidan lainnya.
Ia juga meminta Ikatan Dokter Indonesia (ID) NTT agar mengambil sikap yang tegas dan serius terhadap anggotanya yang diduga lalai dalam tugas.
“IDI harus serius dan pro aktif dalam kasus ini, jangan sampai nanti publik menilai IDI membiarkan para anggotanya melakukan kesalahan yang fatal seperti ini, karena ini menyangkut keselamatan nyawa seseorang” tegas Kristo.
Selain itu Kristo juga meminta IDI untuk merenungkan kembali sumpah profesi mereka.
“Saya kira dokter itu sebelum dilantik itu ada sumpah profesi, jadi cintailah profesi itu dengan menunjukan pelayanan yang baik dan profesional dan harus menggunakan hati nurani, sebab menyelamatkan nyawa orang lain itu adalah perbuatan yang sangat mulia” tambahnya.
BACA:RSUD Soe Tanggapi Kasus Kematian Yohana dan Bayinya
Sementara Ketua Ikatan Dokter Indonesia untuk NTT, dr. Andreas terkesan tidak serius dan santai dalam menanggapi kasus yang menimpa Ibu Yohana dan anak yang melibatkan anggotanya.
Dokter Andreas yang dihubungi pada Kamis (4/5/2017) malam via Whatsapp meminta membaca beritanya dulu baru memberikan tanggapan kepada media ini, namun setelah dikirim link beritanya beliau tidak memberikan tanggapan. Pada pagi harinya sempat dihubungi lagi, namun sang dokter malah mematikan Hpnya.
Sesaat kemudian ketika dimintai tanggapannya melalui sms Andreas malah bertanya ‘dari siapa?’, padahal malam sebelumnya terjadi perbincangan lewat whatsap.
Setelah dijelaskan Andreas hanya memberikan jawaban singkat “O iya, idi akan ke soe utk evaluasi” tulisnya pada pesan singkat.
Ketika ditanya apakah ada regulasi yang mengatur sanksi kepada dokter yang lalai dalam tugas, Andreas menjawab masih menunggu timnya turun ke Soe .
“Kami menunggu tim idi yang ke soe. Rencananya hari Sabtu” ujarnya lewat sms.
Saat ditanya kapan timnya turun ke Soe? Andreas mengatakan timnya direncanakan akan turun ke soe pada hari sabtu. “rencananya hari sabtu” Jelasnya. (Boni Jehadin/VoN).