*Sajak-Sajak Retha Janu

Selamat Ulang Tahun, Joko :

Happy birthday, kata

Happy birthday, buku

Happy birthday…happy birthday…

Happy birthday,  Joko

Sekarang kita akan tiup lilin :

Kau tiup untuk hidup yang sehari sudah tanggal

Kau tiup untuk semua kenang-kenang

Yang membahagiakan, yang kesepian

Giliranku…

Kutiup untuk kegembiraan

Kutiup untuk tawaku yang meledak-ledak

Untuk aku yang cengingisan setiap kali bermain bersama kata-katamu

Sekarang kita akan berdoa, semoga :

Kata umur panjang, kita terus cekikian

Potong  kue :

Kue adalah kata yang berarti panganan enak yang lebih banyak dibuat dari tepung

Kue adalah puisi, kue adalah sajak, kue adalah kata (lagi)

Lalu, kita akan berpesta dengan sebatang lilin, sepotong kue, dan makan kata

Lalu hidup…

(Ruteng, 11 Mei : merayakan ulang tahun Joko Pinurbo)

Bukan Kita


Di sebelah sana kita ciptakan malam yang mengucap credo paling manis
“Aku percaya akan Kata yang menjadikan dunia ada”
Lalu besok pagi kita tinggalkan malam dan mulai bersorak “Darah Kata biarlah tumpah, jadikan minuman Dewa”

Bukan kita…
Yang bersalah pada jerit kesakitan dan darah yang sengaja dibebaskan
Kita sibuk berkata…”benar…bukan kita”

Bukan kita…
Yang mengganti nyanyian jadi derita
Kita semakin keras menjerit “ya..bukan kita”

Di sebelah sini kita tata malam yang mengucap credo paling manis
“Aku percaya akan Kata yang menjadikan dunia ada”
Lalu besok pagi kita tinggalkan malam dan bersorak “Bukan kita, tapi Dewa”

(Ruteng, Februari 2017)

Instagramable :

Lalu, bisakah kita temukan Dia dengan  #mencariMu?

(Ruteng, Mei 2017)

Retha Janu : guru  matematika di SMAK Setia Bakti Ruteng, bergiat di Komunitas Sastra Hujan Ruteng. Suka senyum dan tempe buatan mama juga akan selalu suka dua pria bernama (D)Joko.