Ruteng, Vox NTT- Lembaga Pelestarian Budaya Wae Rebo (LPBW) dikabarkan telah membuat peraturan terbaru untuk memasuki kawasan wisata di Desa Satar Lenda, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai itu.
Dalam surat edaran peraturan terbaru yang salinannya diterima VoxNtt.com, Minggu (21/5/2017), LPBW mewajibkan 6 poin yang harus ditaati oleh Porter (petugas yang membawa barang bawaan tamu) dan Tour Guide (pemandu wisata) lokal untuk memasuki Wae Rebo.
Pertama, setiap porter dan guide wajib membawa perlengkapan pribadi seperti; kain, sapu, baju ganti, dan perlengkapan mandi.
Kedua, porter dan guide tidak boleh merokok saat bersama tamu.
Ketiga, setiap porter tidak boleh makan bersama tamu (makan setelah tamu makan dan tempatnya di dapur).
Keempat, porter dan guide tidak boleh tidur bersama tamu. Meraka harus mencari sendiri rumah keluarga.
Kelima, biaya makan untuk porter dan guide (Rp 25.000/Nginap dan tidak Nginap Rp 10.000).
Keenam, porter dan guide wajib mengisi buku porter sekaligus membayar uang makan.
Baca: Dengan Pesona Alam yang Indah, Pantai Wae Maras Dikunjungi Ribuan Wisatawan
Pengumuman tersebut ditandatangani Ketua LPBW, Fransiskus Mudir dan Sekretaris Yosep Katup. Pengumuman dibuat di Wae Rebo, 9 Mei 2017 dan akan berlaku mulai 1 Juni 2017.
Menanggapi peraturan terbaru LPBW tersebut, Alfonsius Basri salah satu Tour Guide mengaku kecewa.
Alfons mengatakan, beberapa poin tersebut tidak dipersoalkan. Namun poin yang mewajibkan porter dan tour guide mencari rumah keluarga untuk menginap membuat ia bingung dan kecewa dengan pihak LPBW.
“Masa guide cari rumah keluarga di Wae Rebo, kalau tidak ada keluarga gimana?,” ujar Alfons kepada VoxNtt.com, Minggu siang.
Menurut dia, peraturan terbaru di Wae Rebo sangat berbeda dengan memasuki tempat pariwisata di wilayah lain. Ini juga sangat berbeda dengan peraturan sebelumnya di Wae Rebo.
“Di tempat-tempat lain, guide dan sopir dikasih free makan dan fasilitas penginapan,” terang Alfons.
“Soal aturan baru masuk Wae Rebo, kalau semua guide blok destinasi ke Wae Rebo gimana,” tantangnya.
Ia menjelaskan, Wae Rebo menjadi salah satu destinasi favorit selain Komodo. Ia terkenal karena keudikan dan keunikannya.
Namun, di balik itu ia mencium ada gaya bisnis yang mengedepankan uang dan menghilangkan budaya asli orang Manggarai.
Karena itu, Alfons berharap kepada Pemkab Manggarai melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan segera mengambil langkah solutif terkait peraturan LPBW tersebut. (Adrianus Aba/VoN)