Ende, Vox NTT- Masyarakat Desa Kedebodu, Kecamatan Ende Timur, Kabupaten Ende mengaku produktivitas komoditi kakao meningkat. Hal ini disebabkan pengaruh dari sistem pengolahan perkebunan kakao dilakukan secara modern.
Yohanes Nara ketua kelompok Wonga Mengi, Desa Kedebodu kepada VoxNtt.com menjelaskan lahan garapan petani kakao sudah mulai berubah dengan menggunakan teknologi.
Sistem pemangkasan, pemupukan, panen teratur dan sanitasi atau P3S membuat produksi petani kakao Dusun Ndetu Wari Desa Kedebodu meningkat.
“Kami jadi gairah ke kebun melihat keadaan kakao kami. Ini semua karena dampingan dari Tana Nua,” katanya saat ditemui di kebun miliknya, Sabtu (20/5/2017) siang.
Hal serupa diungkapkan Darius Seko warga Mokekeso, Kelurahan Rewarangga Ende Timur. Ia mengaku menanam kakao sejak tahun 1988 setelah lulus SPG.
Sejak itu, ia belum mendapatkan ilmu untuk meningkatkan buah. Kebun kakao miliknya yang seluas 2 hektar lebih itu diolah secara alami.
“Padahal pengolahan sangat sederhana. Tidak perlu pupuk pestisida, tidak perlu dengan cara yang rumit tetapi hanya dengan pola P3S,” kata Darius saat bertemu di kebun miliknya.
Selain pola penanganan tersebut, sistem sambung pucuk dan sambung samping juga diterapkan pada petani Desa Kedebodu dan Kelurahan Rewarangga.
Darius mengaku bersyukur atas dampingan dan pelatihan yang diterapkan pihak LSM Tana Nua.
“Mereka (Tana Nua, red) menjadi pelopor petani kakao disini. Kami merasa bersyukur karena kami bisa panen bisa sampai ratusan kilo. Selama ini paling tinggi 25 kilo,” pungkas Darius.
Sementara itu, Arnoldus Rada Mage koordinator program kakao Tana Nua menjelaskan sebelumnya para petani kakao diberikan trainning pengolahan kebun kakao.
Pelatihan dilakukan mulai dari sistem penanaman, penanganan hingga sistem pemupukan.
“Banyak kebun yang belum ada sentuhan teknologi. Sehingga banyak hama helopeltis menyerang buah. Jadi, kami mengubah mindset masyarakat dalam penanganan obat P3S,” kata Arnold saat meninjau kebun dampingan Tana Nua.
Arnold menjelaskan dalam proses pendampingan pihaknya juga menerapkan sistem pemupukan kompos. Sistem ini untuk mengurangi pembiayaan selama proses pengolahan.
“Selain itu, kita juga terapkan sistem sambung. Ada sistem sambung pucuk dan sambung samping. Ya, hasilnya semua meningkat dan berkualitas,” pungkas dia. (Ian Bala)