Borong, Vox NTT- Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Pemkab Matim) diminta segera memperhatikan nasib para nelayan.
Amin Kedang, nelayan asal Kampung Nggeok kelurahan Rana Loba kecamatan Borong merasa kehidupan nelayan di Borong tampaknya kurang diperhatikan serius oleh Pemkab Matim.
Buktinya, kata dia, sejak tahun 1986 menjadi nelayan sampai sekarang ia masih menyelam jika menangkap ikan. Tak ada bantuan motor laut atau perahu oleh pemerintah.
“Saya tangkap ikan, pakai selam saja. Itu tanpa pukat. Tidak ada sampan dan motor. Saya mulai selam itu dari jam empat pagi sampai jam sebelas pagi. Hasil tangkpan kalau jual dapatnya sekitar 60.000 satu hari. Itu pun tidak stabil. Sedihnya lagi, saya selam, ada yang tidak dapat ikan,” kata Amin kepada VoxNtt.com, Sabtu (20/5/2017).
Kendati belum dibantu peralatan penangkapan oleh Pemkab Matim, namun Amin tetap menjalankan profesinya sebagai nelayan. Ia tidak pupus harapan suatu saat dapat bantuan peralatan tangkapan ikan dari pemerintah.
“Saya punya anak ada enam. Dua yang kuliah. Kami bersyukur, meski penghasilan kecil, tetapi masih bisa menghidupkan keluarga dan menyekolahkan anak,” kata Amin.
Kendati masih cukup, namun Amin lagi-lagi berkelit hidupnya masih susah. Sebab, usia kian hari semakin tua dan mencemaskan produkvitasnya menyurut. Jika saja tidak cepat dibantu oleh Pemkab Matim, maka ia memastikan hidupnya bersama keluarga bakal kesusahan.
“Coba dibayangkan, selama puluhan tahun saya menangkap ikan. Berat rasanya. Tetapi apalah daya, itulah keadaan yang mesti kami jalani,” kata Amin.
Dikatakan Amin, dirinya cukup kecewa dengan Pemkab Matim. Sebab, beberapa kali mereka sudah mengajukan proposal bantuan pukat, motor, dan sampan, namun hingga kini belum direspon oleh pemerintah.
“Malah yang dapat bantuan itu, orang yang belum lama jadi nelayan. Bahkan bantuan hanya orang-orang tertentu yang ada keluarga di dinas. Kami kecewa sekali,” katanya.
“Perhatikan nasib kami. Sudah puluhan tahun kami tidak diperhatikan oleh pemerintah. Bukankah kami bagian dari negara ini?,” tambah dia.
Hal senada disampaikan, Serajudin, nelayan asal Nggeok. Kepada VoxNtt.com, ia mengatakan nasib nelayan di tempat itu, kebanyakan tidak mempunyai alat yang lengkap untuk menangkap ikan.
“Dari dulu sampai sekarang, nasib kami seperti ini terus. Pemerintah tutup mata dengan nasib nelayan di sini. Beli pukat sendiri. Motor juga tidak ada. Mau tangkap ikan, hasilnya sedikit. Hasil jualan juga, hampir pasti tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Kami lelah dan bosan meminta kepada pemerintah,” kata Serajudin. (Nansianus Taris/VoN)