Maumere, Vox NTT- Wahana Tani Mandiri (WTM) Maumere menggelar pelatihan managemen kelompok tani di Desa Egon Gahar, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka, Minggu (20/5/2017).
WTM melatih kelompok tani yang terdiri dari para pengurus. Itu antara lain; ketua, sekretaris, keuangan dan bendahara, serta kader tani di desa itu.
Kegiatan difasilitasi oleh Fasilitator Lapangan; Yanarius Yanto, Koordinator Pertanian; Aleks Bambang Dedi, dan Koordinator Program WTM-CEPF; Herry Naif.
Baca: WTM Distribusi 90 Ekor Ayam untuk Kelompok Tani Desa Hale
Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Kepala Desa Egon Gahar, Yan Vitalis Yulianus yang didampingi Koordinator Program Herry Naif dan Koordinator Pertanian, Alexander Bambang Dedi.
Dalam sambutannya Yulianus mengatakan, menejemen kelompok itu penting diemban oleh setiap kelompok.
Karena itu, ia mengharapkan agar para peserta pelatihan serius mengikutinya agar kemudian bisa berbenah diri dalam kelompok masing-masing.
Baca: Tanam 3050 Anakan Pohon, WTM: Ini Kado Cinta Petani untuk Hutan Egon
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada WTM yang selalu membantu warga kami terutama dalam peningkatan kapasitas petani baik dalam teknis maupun dalam upaya manajemen yang lebih baik,” ujar Kades Yulianus.
Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan refleksi kondisi kelompok tani yang difasilitasi oleh Maesty Merimo.
Dalam presentasinya, Mesty mengatakan kelompok tani yang ada di Egon Gahar belum memiliki sebuah pembenahan sebagaimana sebuah organisasi yang baik.
Baca: WTM Gelar Pelatihan Manajemen Kelompok Tani di Sikka
Karena itu, perlu dilakukan pelatihan manajemen agar ini kemudian kelompok-kelompok tani yang didampingi WTM membenahi dirinya.
Sedangkan, Koordinator Program WTM-CEPF Herry Naif mempresentasikan tentang sebuah model kepemimpinan yang diinginkan kelompok tani.
Kata dia, ada kepemimpinan otoriter, demokratis, lieses Fiere, situasional dan patrenalistik. Dari beberapa kepemimpinan yang dibutuhkan petani saat ini.
Selanjutnya, Koordinator Pertanian Alexander Bambang Dedi mengajak peserta untuk melihat apakah dalam kelompok telah dilakukan perecanaan, montoring dan evaluasi.
“Karena ini akan menjadi dasar untuk melihat sejauh mana kelompok tani masih sehat ataukah mulai kesakitan,” ujar Alex.
Bernadus Gete, seorang peserta pelatihan mengaku kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mereka dalam upaya pembenahan diri.
Materi yang diberikan sebetulnya harus diketahui sejak awal pembentukan kelompok. Sehingga sejak awal petani sudah membangun sebuah manajemen yang baik dalam kelompok.
“Belum terlambat juga untuk dilakukan pembenahan kelompok, diharapkan WTM terus mendampingi kami dalam penerapan,” harap Bernadus.***
Herry Naif, Program Manager WTM