Labuan Bajo, Vox NTT-Florianus Surion Adu selaku Koordinator aksi demo damai mendukung program kerja Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat (Mabar) mengaku insenden dirinya dengan Sirilus Ladur, Wartawan Beritasatu TV bukan berarti dirinya benci dengan seluruh pekerja pers yang bertugas di Mabar. Insiden tersebut terjadi saat melakukan aksi demo di halaman Kantor Bupati Mabar.
Hal itu disampaikan Ferry Adu saat dikonfirmasi VoxNtt. com melalui telepon selulernya, Kamis (25/5/2017) malam.
Ferry Adu begitu ia disapa mengaku saat aksi Rabu kemarin, dirinya tidak ada menyampaikan kata-kata melarang wartawan untuk meliput jalannya aksi itu. Dirinya hanya melarang wartawan beritasatu TV, Sirilus Ladur karena posisi mengambil gambar atau video jarak sangat dekat dengan massa aksi dan tempat dirinya melakukan orasi.
“Saya tidak ingin ada inseden antara masa aksi dan Sirilus Ladur, maka saya selaku penanggungjawab aksi duluan melarang Sirilus Ladur untuk tidak boleh mengambil gambar atau Video, ” ujar Ferry Adu.
Aksi pelarangan meliput terhadap wartawan Beritasatu TV Mabar itu, kata Ferry Adu, merupakan trik yang dibuat olehnya dengan tujuan melindungi Sirilus Ladur. Itu Fery lakukan agar tidak terjadi inseden antara massa aksi dengan Sirilus Ladur yang saat itu sedang meliput.
Baca: Dilarang Liput Demo, Wartawan di Labuan Bajo Polisikan Koordinator Aksi
Dia mengatakan tuntutan massa aksi saat itu salah satunya mendukung pemanfaatan pantai Pede. Sementara Sirilus Ladur selama ini sering menyampaikan pendapatnya di media sosial tentang penolakan pembangunan di Pantai Pede. Sehingga, massa aksi yang datang demo itu tahu di mana posisi Sirilus Ladur dalam masalah Pede.
“Saya selaku penanggungjawab aksi takut massa aksi mengambil langkah yang kurang baik dengan Sirilus Ladur, makanya saya duluan melarang Sirilus untuk tidak boleh meliput, ” ungkapnya.
Terkait kalimat dalam orasinya yang mengatakan wartawan tipu-tapu, wartawan bodreks dan wartawan tidak jelas bukan ditujukan kepada Sirilus Ladur.
Menurutnya, ada jeda waktu yang lama ketika dirinya melarang Sirilus Ladur meliput dan saat menyampaikan kalimat yang menyudutkan wartawan itu.
“Kalimat wartawan bodreks itu bukan ditujukan kepada Sirilus Ladur. Saya orasi menyampaikan kalimat wartawan tipu-tapu, bodreks dan wartawan tidak jelas itu karena di Facebook sekarang banyak yang mengaku wartawan tetapi tidak jelas, ” ujar Ferry Adu.
Dia menambahkan apa yang terjadi saat demo di halaman Kantor Bupati antara dirinya dan Sirilus Ladur bukan berarti membenci wartawan.
“Salam buat dia (Sirilus Ladur) Saya tidak ada benci wartawan ko, ” kata Ferry Adu.
Siap Menghadap Polisi
Rabu, 24 Mei 2017, Wartawan Beritasatu TV yang bertugas di Mabar, Sirilus Ladur didampingi sejumlah wartawan yang terhimpun dalam Perhimpunan Wartawan Manggarai Barat (PWMB) mendatangi Polres Mabar. Mereka datang untuk melapor pelecehan terhadap wartawan yang dilakukan oleh koordinator aksi demo damai mendukung program kerja Bupati dan Wakil Bupati Mabar, Ferry Adu.
Menanggapi itu, Ferry Adu mengaku dirinya siap menghadap penyidik Polres Mabar untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Saya siap bersaksi, saya tidak takut. Saya sangat siap sebagai masyarakat yang taat hukum dan saya juga akan sampaikan ke Polisi bahwa saya selalu penangggungjawab aksi memiliki aturan yang jelas sebagai penanggungjawab aksi demo itu,” kata Ferry Adu. (Gerasimos Satria/VoN)