Ende, Vox NTT-Menyambut hari lahirnya Pancasila pada Kamis, 1 Juni 2017, sejumlah siswa tingkat menengah atas di Ende, Flores, NTT menggelar pertunjukan fashion tenun ikat di Pesantren Walisanga, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende, Senin (29/5/2017).
Fashion etnik yang diintervensi oleh Kementrian Pariwisata RI bidang Kebudayaan ini dipimpin ahli desain busana Dian Urip.
Taufiq Rahzen, Staf Khusus Bidang Kebudayaan Kemenpar menjelaskan fashion tenun ikat tersebut merupakan salah satu item kegiatan festival kebangsaan yang digelar di Ende.
Kemenpar menargetkan festival ini berskala internasional sehingga pariwisata Flores dapat berkembang cepat.
“Ini usulan dari daerah sehingga kita jadikan berstandar internasional. Bahwa, Soekarno pernah mencetuskan sejarah di kota ini,”ungkap Taufiq saat pembukaan fasion etnik tenun ikat.
Ia menegaskan Pesantren Walisanga menjadi tempat pilihan kegiatan berlangsung sebagai bentuk toleransi.
Toleransi yang dimaksud Taufik adalah kehadiran beberapa biarawan-biarawati Katolik yang turut mengabdi di Pesantren tersebut.
“Jadi, ada pastor dan suster yang selalu mendampingi anak-anak pesantren. Ini yang penting untuk bangsa ini,”tutur dia.
“Kita harap anak-anak kita bisa mengikuti jejak seperti ini. Toleransi mulai dari sini,”tambah Taufiq.
Sementara Fauzal Makmur, salah seorang peserta mengaku bangga dengan fashion etnik tersebut. Menurutnya, fashion itu dapat membangkitkan semangat kebudayaan terhadap anak bangsa.
“Saya senang kegiatan seperti ini. Kami dibekali dengan semangat budaya. Flores mempunyai budaya yang unik. Dan saya berharap bisa dipertahankan,”tandas Fauzal.
Acara fashion etnik dihadiri Bupati Ende Marselinus YW Petu. Gagasan fashion menurutnya memiliki makna untuk membangkitkan kreatifitas peserta didik untuk mendesain tenun ikat tanpa jahit.
“Semua ini masih dalam nuansa festival kebangsaan. Bangsa yang berlandaskan Pancasila dan Ende adalah tempat lahirnya lima butir mutiara Pancasila. Semoga dengan semangat kebangsaan ini, semua kita bisa memaknai hidup berdasarkan Pancasila,”kata Bupati Marsel.***(Ian Balla/VoN).