Mbay, Vox NTT- Bupati Nagekeo, Elias Djo mengajak masyarakat untuk terus melestarikan dan memelihara budaya gotong royong sebagai peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia.
Ajakan Elias Djo tersebut disampaikan dalam sambutannya pada acara Bulan Bahkti Botong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-14, hari kesatuan gerak PKK ke-45, dan hari keluarga nasional ke 24 tingkat Kabupaten Nagekeo, Rabu (31/5/2017).
Bupati Elias Djo berharap agar budaya gotong royong tidak terkikis oleh kemajuan zaman dan kecanggihan teknologi.
Dia menjelaskan, partisipasi masyarakat dalam pembangunan sejak dahulu telah menjadi budaya bangsa indonesia. Budaya partisipatif atau budaya gotong royong merupakan tradisi sosial masyarakat Indonesia yang menjadi kekuatan dan keunggulan dalam menyelesaikan berbagai bentuk pekerjaan atau pembangunan.
Begitu pula masyarakat di Kabupaten Nagekeo. Warga telah terbiasa bekerja sama dalam berbagai. Kerja sama itu misalnya, dalam membangun tempat tinggal, membuka lahan pertanian, melaksanakan upacara adat, dan lain sebagainya.
Menurut Elias Djo kegiatan BBGRM ke -14 tingkat Kabupaten Nagekeo merupakan sebuah langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat berdasarkan semangat kebersamaan dalam penguatan integritas sosial menuju mayarakat sejahtera, adil dan makmur.
“Saya menyakini bahwa semangat gotong royong yang merupakan karakteristik budaya lokal Kabupaten Nagekeo harus terus dilestarikan, karena mengandung nilai-nilai positif yang bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan sangat menunjang keberhasilan pembangunan daerah,” katanya.
Dikatakan, pelaksanaan BBGRM ke-14 dipadukan dengan hari kesatuan gerak PKK ke-45 dan hari keluarga nasional ke24 tingkat kabupaten Nagekeo.
Ketiga kegiatan ini berkaitan erat satu sama lain, sebab memiliki tujuan yang sama. Tujuannya yaitu untuk memotivasi masyarakat Nagekeo untuk mengambil bagian secara aktif dalam pembangunan sesuai perannya masing-masing.
Misalnya, sebut dia, sebagai ibu rumah tangga, sebagai pelajar, sebagai anggota PKK, dan sebagainnya.
Elias Djo meyakini filosofi gotong royong dalam kegiatan BBGRM, apabila diterapkan dalam setiap program, akan menghasilkan pembangunan yang efektif dan efisien.
Sebab, pembangunan hanya dapat terwujud jika masyarakat menjadi subyek terlibat aktif dalam pembangunan. Sehingga hasil yang diperoleh sungguh-sungguh sesuai kebutuhan dan dapat mengatasi berbagai permasalahan dalam masyarakat. (Arkadius Togo/VoN)