Ende, Vox NTT-Pekerjaan sebagai bersih-bersih jalan merupakan pilihan profesi setiap orang. Profesi ini bukan sekedar tuntutan dalam dunia kerja, namun lebih dari sebuah pengabdian diri untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Pagi buta itu, sepanjang jalan Wirajaya hingga wilayah Nuamuri kota Ende terdapat sekelompok orang sedang menyapu jalan. Sebagian orang di bagian timur. Sedangkan sebagian lainnya sebelah barat.
Menenteng sebuah karung pada tangan kiri lantas menyapu sepanjang jalan itu. Begitulah kebiasaan penjaga kebersihan setiap subuh.
Ternyata, sekelompok orang tadi adalah satu keluarga.
Mereka adalah Kletus Gelo (48), Theresia Titu (44) serta kedua anak pasangan suami istri ini. Keluarga ini merupakan warga Lorong Biara Bruder St. Kondradus, Kelurahan Paupire, Kecamatan Ende Tengah Kabupaten Ende NTT.
Pekerjaan tukang sapu jalan oleh satu keluarga ini sudah sejak 7 tahun lalu. Kerap, setiap hari pukul 04.00 Wita pekerjaan tersebut mulai dilakukan.
Kletus, sebagai pundak keluarga tersebut mengaku, pekerjaan membersihkan jalan adalah otoritas bidang kebersihan dan pertamanan kota Kabupaten Ende. Theresia (istrinya, red) merupakan tenaga yang dikontrak pada bidang itu.
“Ya, yang dikontrak hanya istri saya. Saya dan anak-anak hanya mengabdi saja,”tutur Kletus saat ditemu sedang membersihkan sampah sepanjang jalan Wirajaya.
Kletus menjelaskan, setiap pagi dia bersama anggota keluarganya bergotong menyapu sampah di jalan-jalan. Ruas jalan Wirajaya hingga Nuamuri menjadi proyek cleanning service sejak tahun 2010.
Kedua anaknya yang masing-masing sedang duduk di bangku SMP dan SMA turut mengambil bagian. Mereka sekeluarga nampak kompak menjaga kebersihan sepanjang jalan Wirajaya.
Aktivitas ini, jelas Kletus, merupakan tanggung jawab istrinya. Namun, sikap bahu membahu sudah ditaman pada keluarganya.
“Ini sudah menjadi kebiasaan kami sekeluarga,”sahut Kletus seraya menyapu kotoran di gerbang SMAK Syuradikara.
Sementara terkait upah, ungkap Kletus, hanya diberikan kepada istrinya. Ia bersama kedua anaknya hanya bergotong menyelesaikan pekerjaan Theresia sebagaimana tugasnya.
“Kami yang lain hanya bantu selesaikan tugas istri saya. Ya supaya cepat selesai,”tutur Kletus yang tidak menyebutkan upah yang diterima istrinya.
“Pokoknya pas-pasanlah. Kami mengabdi saja,”kata ayah empat anak ini.
Sementara putranya, Yosep Freidenmets Ture (13) siswa salah satu SMP di Kota Ende terus menyapu dibibir jalan hingga trotoar. Sampah dikumpulkan lalu dimasukan ke karung yang ditenteng sedari tadi.
Sampah yang dominan kertas dan dedaunan di sepanjang jalan Wirajaya disapu bersih. Kemudian dikumpulkan dan diangkut mobil sampah pada siang hari.
Pekerjaan semacam ini juga dilakukan Theresia Titu dan putrinya yang tidak sebutkan namanya.
Mereka membersihkan mulai dari kawasan Kompi Senapan C hingga perempatan Wirajaya-Eltari.
Theresia tidak berkomentar banyak soal pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Ia hanya berkata profesi tersebut adalah pengabdian.
“Saya ngabdi saja pak. Upah juga pas-pas”katanya singkat sambil berlalu.
Selain sebagai tukang sapu jalan, Theresia juga petugas cleanning service di SMPK Maria Goreti Ende. Begitupula Kletus Gelo yang mengaku petugas kebersihan di Santa Ursula sejak Tahun 1985.
Profesi serupa oleh pasangan suami istri ini disebut cukup untuk kebutuhan keluarga termasuk biaya kuliah kedua anaknya di Malang.
Bagi mereka, pekerjaan semacam itu merupakan lazim buat keluarga Kletus. Meskipun tidak sepandan dengan upah yang diterima namun, sikap lapang tetap dijunjung tinggi.***(Ian Bala/VoN)