Labuan Bajo, Vox NTT- Ratusan warga Desa Waning, Kecamatan Ndoso, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) berbaris sepanjang jalan kampung itu sampai di Gereja Paroki Santu Kristoforus Waning, Jumat (9/6/2017).
Warga tampak antusias berbaris bersama siswa-siswi SDK Waning dan SMPN 1 Ndoso
Mereka mulai berbaris di sepanjang jalan kampung Waning sejak pukul 10. 00 Wita hingga Pukul 13. 00 Wita. Tampak umbul-umbul menghiasi alun-alun kampung penghasil cengkih itu.
Tak kenal lelah dari wajah mereka saat menunggu Surat Keputusan (SK) Operasional SMAN III Ndoso. SK itu dibawa oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sinun Petrus Manuk dan Sekretarisnya, Alo Min.
Rombongan Dinas P dan K NTT itu baru tiba di Kampung Waning, Pukul 13. 30 Wita. Hadir bersama Kadis Pendidikan NTT, Kepala UPTD Pendidikan Wilayah VII Manggarai Raya, Muhamad Saul, para kepala SMK dan SMAN wilayah Kecamatan Ndoso.
Rombongan yang membawa berkat bagi dunia pendidikan di Waning, Kecamatan Ndoso itu diterima secara adat Manggarai oleh tokoh adat Desa Waning. Itu dilakukan bersama Sekretaris Camat Ndoso, Marsel Jehaban dan Pastor Paroki Santu Kristoforus Waning, Pastor Maximus Larung, Pr.
Bagi warga Desa Waning, acara penyambutan itu merupakan hari-hari yang ditunggu selama ini. Pasalnya perjuangan untuk menghadirkan sebuah lembaga pendidikan tingkat SMA sudah sejak lama.
“Atas nama masyarakat Desa Waning mengucapakan terima kasih atas diberinya SK Izin Operasional SMAN III Ndoso. Pasalnya selama ini, SMAN III Ndoso masih bernaung dibawah SMAN I Ndoso, “demikian sambutan Aloysius Palfon, Tokoh Adat Waning dan Selaku Ketua Panitia dalam acara penyambutan SK Izin Operasional dihadapan rombongan Kepala Dinas P dan K NTT.
Kepala SMAN 1 Ndoso, Marselinus Tor mengatakan yang paling utama dalam menghadirkan sebuah lembaga pendidikan yakni semangat masyarakat.
Kisah awal perjuangan berdirinya SMAN III Ndoso di Waning penuh dengan tantangan. Dimana SMAN II Ndoso di Momol menolak untuk menyetujui sekokah jarak jauh di Waning.
Kemudian, SMAN I Ndoso menyetujui kelas jarak jarak jauh di Waning Tahun 2016 lalu dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang.
“34 murid jarak jauh di Waning itu masuk dalam kelas 1E SMAN I Ndoso. Guru tidak akomodir dalam data guru SMAN I Ndoso. Selama KBM diberikan sedikit fasilitas. Guru di beri upah oleh Warga Waning, ” tutur Marselinus.
Pastor Paroki Waning, Pastor Maximus Larung, Pr yang diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutan mengisahkan perjuangan pembentukan SMAN III Ndoso.
Dia mengisahkan wacana pembentukan sebuah SMA Negeri di Waning didengungkan sejak 2013 lalu.
Namun saat itu dirinya tidak semangat terkait pembentukan sekokah itu. Itu karena sebelumnya di Kampung Waning sendiri saat berdirinya SMPN I Ndoso sering terjadi pro dan kontra di masyarakat. Bahkan, sering terjadi perkelahian antara warga Waning terkait keberadaan SMPN I Ndoso itu.
Dia mengaku mulai semangat memperjuangkan hadirnya sebuah lembaga pendidikan SMA di Waning lantaran Pemerintah Desa memasukan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrembangdes).
“Sejak pembentukan SMA di Waning masuk dalam Musrembangdes Waning, saya mulai semngat lagi, “kata Pastor Maxi.
Juni 2016 lalu, Pastor Maxi Larung bersama sejumlah tokoh masyarakat Waning berangkat menuju Labuan Bajo bertemu Bupati Mabar, Agustinus Ch Dula dan sejumlah anggota DPRD Mabar asal Ndoso.
“Bupati Gusti Dula dengan senang hati menyambut rencana kami serta mendukung rencana pembentukan SMA di Waning begitu juga dengan anggota DPRD Asal Ndoso, ” tutur Pastor Maxi.
Usai bertemu Bupati Mabar, Pastor Maxi Larung bersama Anggota DPRD Mabar, Ino Tanla bertemu Kepala Dinas Pendidikan Mabar, Marten Magol.
Namun, sayangnya dukungan Bupati Mabar terkait pembentukan SMA di Ndoso berbanding terbalik dengan Kepala Dinas Pendidikan Mabar, Marten Magol.
“Pak Marten Magol saat itu sepertinya agak berat menyetujui pembentukan SMA itu. Dia mengaku persyaratan untuk mendirikan SMA tidaklah muda dan harus memenuhi beberapa persyaratan, ” ungkap Pastor Maxi.
Kondisi saat itu, kata dia, bersamaan dengan peralihan seluruh SMA dan SMK ke Dinas Pendidikan Propinsi NTT. Pihaknyapun mencoba mengirim persyaratan pembentukan SMAN di Waning ke Dinas P dan K Provinsi NTT.
Juli 2016, berdasarkan kesepakatan masyarakat Waning dan sejumlah tokoh masyarakat untuk menerima siswa jarak jauh. Dimana ada 34 siswa jarak jauh kelas 1 E SMAN I Ndoso di Tentang untuk melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Waning.
“Kami berkomunikasi dengan Kepala Sekolah SMAN I Ndoso agar 34 siswa/i di Waning itu merupakan siswa jarak jauh dari SMAN I Ndoso dan kepala sekolah sangat mendukung itu, ” jelas Pastor Maxi.
Ke-34 siswa/i kelas jarak jauh itu di bagi dalam dua kelas dengan diajar oleh 9 orang guru.
Upah guru sebesar Rp 400/bulan, dengan sumber dana dari seluruh masyarakat Waning. Sisa uang dikumpulkan itu, membeli kapur dan kebutuhan lainnya saat KBM.
Awal Januari -Mei 2017 terus berkomunikasi dengan Dinas P dan K NTT agar izin operasional SMAN di Ndoso dikelurkan.
Tokoh masyarakat Waning bolak-balik ke Kupang untuk melengkapi seluruh persyarata. Kemudian awal Juni 2017 Kepala Dinas P dan K NTT, Petrus Sinun Manuk menandatangani Surat Izin Operasional SMAN III Ndoso.
“Terima kasih kepada seluruh masyarakat Waning yang tidak berhenti mendukung berdirinya SMAN III Ndoso ini, “ujar Pastor Maxi.
Kepala Dinas P dan K NTT, Sinun Petrus Manuk di hadapan masyarakat Waning mengaku SMAN III Ndoso merupakan sekolah pertama yang ada di NTT yang SK Izin operasionalnya dikeluarkan oleh Dins pendidikan NTT. Itu selama SMA dan SMK dialihkan ke Provinsi.
“Saya tanda tangan SK Izin operasional SMAN III itu di teras kantor dinas pendidikan NTT. Kebetulan saya bertemu Pak Ino Tanla, anggota DPRD Mabar dikantor, ” ujarnya.
Dia meminta kepala UPTD Pendidikan Wilayah VII Manggarai Raya agar segera mengirim nama pelaksana tugas (Plt) Kepalas Sekolah SMAN III Ndoso ke Dinas P dan K NTT agar dalam waktu dekat sudah memiliki Kepala sekolah.
Mantan Penjabat Bupati Lembata itu juga di hadapan masyarakat Waning berjanji akan memperjuangankan di Kementerian Pendidikan untuk anggaran pembangunan Gedung sekolah SMAN III Ndoso pada tahun 2018.
“Kami harap anak SMPN I Ndoso yang setiap tahunnya menamatkan ratusan siswa untuk dapat sekolah di SMAN III Ndoso pada tahun ajaran baru ini, ” harap Sinun Manuk.
Anggota DPRD Mabar, Ino Tanla yang hadir dalam acara itu menyampaikan kepada seluruh masyarakat Waning agar memanfaatkan kehadiran SMAN III Ndoso di Waning dengan menyekolahkan anak-anaknya di sekolah itu. (Gerasimos Satria/VoN)