Labuan Bajo, Vox NTT-Ratusan Warga Kampung Mompol, Desa Golo Lajang, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) menolak proyek air minum bersih di kampung itu yang bersumber dari Dana Desa Golo Lajang tahun 2017.
Mereka menolak lantaran material seperti batu untuk pembangunan Bak penampung air didatangkan dari desa luar atau desa tetangga. Padahal, sebelumnya warga Kampung Mompol sudah mengumpul belasan kubik material batu.
Perwakilan Warga Kampung Mompol, Gregorius Najok kepada VoxNtt.com, Selasa (13/6/2017) mengatakan penolakan terjadi karena proyek dana Desa Golo Lajang tidak sesuai aturan.
Proyek itu harus dikerjakan secara swakelolah oleh masyarakat dan seluruh material harus dari desa Golo Lajang sendiri. Namun, dalam prakteknya, material didatangkan dari luar desa.
“Warga Mompol sudah kumpulkan batu, tiba-tiba batu didatangkan dari luar desa. Kami sangat kecewa dan menolak proyek air bersih di Mompol, ” tutur Najok.
Kepala Desa Golo Lajang, Hendrikus Baharun mengaku batu didatangkan dari luar lantaran di Kampung Mompol tidak memiliki batu. Dia juga tidak mengetahui aksi penolakan dari warga Kampung Mompol terkait proyek itu.
“Saya tidak tau penolakan itu, di Mompol memang tidak ada batu sehingga kita datangkan batu dari luar, ” ujar Baharun.
Sang Kades juga mengaku tidak mengetahui besaran anggaran proyek air bersih di Kampung yang dipimpinya itu. Padahal anggaran proyek itu bersumber dari dana desa.
“Saya kurang tahu anggarannya, karena proyek itu satu titik saja, ” kata Baharun.
Alasan kades Baharun ternyata dibantah oleh Ketua RT Mompol, Bruno Jewalo. Menurutnya, Kampung Mompol pusat batu di Desa Golo Lajang.
Menanggapi polemik ini Anggota DPRD Mabar, Ino Tanla meminta Pemerintah Desa Golo Lajang agar terbuka kepada publik terkait informasi pengunaan dana desa.
Selain itu, dia juga meminta agar proyek dana desa harus mengutamakan tenaga kerja dari desa itu sendiri dan material proyek juga harus di ambil dari desa setempat.
Seperti diketahui, proyek dana desa di Golo Lajang kerap kali diprotes warga. Pada tahun 2016 lalu, warga Golo Lajang protes kebijakan Kades Golo Lajang terkait proyek jalan baru dari Dusun Tuwa ke Dusun Lesem. Proyek jalan baru itu menurut warga Golo Lajang tidak transparan kepada masyarakat desa. (Gerasimo Satria/VoN).