Borong, Vox NTT-Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Pemkab Matim) mulai membangun cross way atau lintasan jalan di kali Wae Musur.
Dengan dimulainya pembangunan itu, Forum Masyarakat Sebelah Wae Musur (Formasmur) siap mengawal ketat proses pengerjaannya.
Sebab, pembangunan cross way ini merupakan salah satu tuntutan Formasmur beberapa waktu lalu.
Ketua Formasmur, Eduardus Ejo kepada VoxNtt.com di kediamannya di Borong, Rabu (13/6/2017), mengatakan pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Matim karena sudah merespon kebutuhan masyarakat.
“Meski hanya pembangunan cross way, tetapi warga sedikit membantu saat melintas. Ke depannya tidak lagi lewat jembatan darurat,” ujarnya
Baca: Warga Sebelah Wae Musur Merengek, Kemana 7 DPRD Matim Dapil Borong-Rana Mese?
Menurut Ejo, warga di sebelah Wae Musur yakni Bea Ngencung, Desa Lidi, Desa Satar Lenda, Desa Satar Lahing, Desa Lalang, Desa Torok Golo dan beberapa desa lain akan nyaman saat melintas pada musim hujan dan banjir.
“Tidak lagi mengeluarkan hingga 20.000 untuk membayar saat lewat jembatan kayu,” tukas Ejo.
Dia berharap kepada masyarakat dan media yang berpihak dengan masyarakat agar mengawal proses pembangunan cross way di kali Wae Musur itu sampai tuntas.
“Kita harus kawal proses kerjanya. Biar hasilnya kerjanya berkualitas,” katanya.
Ejo menambahkan, meski salah satu tuntutan sudah ditanggapi, namun Formasmur tetap memperjuangkan tuntutan lain yaitu perluasan jaringan PLTMH Wae Musur. Listrik dari PLTMH ini mesti dinikmati warga sebelah Wae Musur.
“Ini tetap kami perjuangkan. Pokoknya sampai tuntas. Ini aaet kami. Manfaatnya harus dinikmati warga,” tegasnya.
Sementara pelaksana tugas harian (Plh) kepala dinas pekerjaan umum (PU) Matim, Yoseph Marto saat dikonfirmasi VoxNtt.com via telepon, Selasa, mengatakan pihaknya mulai membangun cross way di kali Wae Musur untuk menghubungkan Warga Desa Watu Mori kecamatan Rana Mese dan desa Torok Golo.
Dikatakan Marto, pihaknya bekerja sesuai teknis dan perencanaan agar masyarakat secepatnya bisa memanfaatkan cross way untuk bisa bisa melintas.
Dia menambahkan, sudah satu minggu ekskavator dan pekerja di lokasi proyek untuk melakukan pengerjaan.
Sementara lanjut Marto, dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari invenstor PT Multi Energi Dinamika dikabarkan sebesar Rp 100 juta. Namun sejauh ini pemerintah belum menerima kendati sesuai janji pihak kontraktor akan mengirimkanya dari Jakarta.
“Sudah ada persetujuan dari perusahan melalui tanda tangan persetujuan,” kata Marto.
Dikatakan, walaupun dana CSR belum diberikan oleh pihak invenstor, namun dinas PU Matim tetap mulai melakukan pekerjaan pembangunan cross way di kali Wae Musur itu.
“Pada awalnya pembangunan cross way karena adanya kerja sama antara pihak Invenstor dan dinas PU untuk menangani lintasan di kali Wae Musur,” ungkapnya.
Dia berharap, kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama mengawal seluruh pekejaan supaya aman, sehingga masyarakat secepatnya bisa menikmati.
“Selama ini warga dari sebelah kali Wae Musur harus jalan kaki jika hendak ke Borong. Dan kendaraan roda dua yang melintas di Wae Musur harus membayar saat melintas jembatan darurat. Sedangkann kendaraan roda empat harus putar melalui jalur Paka- Rama,” kata Marto. (Nansianus Taris/VoN)