Labuan Bajo, Vox NTT-Puluhan warga Dusun Puntu dan Dusun Pora, Desa Tentang, Kecamatan Ndoso, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) menolak beras sejahtera (Rastra) milik Bulog yang hendak dibagikan kepada Rumah Tangga Penerima Sasaran Manfaat (RTSM) di dua kampung itu.
Warga setempat menolak lantaran kualitas beras sangat buruk, kotor, dan berbau.
Tokoh muda asal Kecamatan Ndoso, Irenius Surya kepada VoxNtt.com di Labuan Bajo, Kamis (6/7/2017) mengatakan dirinya diberitahu oleh warga Dusun Puntu dan Pora terkait penolakan Rastra dari Bulog itu.
Penolakan Rastra oleh warga dua dusun itu terjadi sudah dua kali. Pertama pada bulan April kemudian kedua pada tanggal 3 Juni 2017. Kondisi beras pada saat pembagian pertama dan kedua sangat kotor dan bau.
“Warga Desa Tentang itu menduga beras dari Bulog itu hanya ganti karung saja,’’ ujar Iren.
Menurutnya, RTSM saat itu berharap setelah penolakan pertama, pihak Bulog menggantikan beras dengan kualitas bagus.
Namun sayangnya, pada saat beras pengganti dibagikan kualitas tetap sama, sehingga warga menolak kembali beras dari Bulog itu.
“Menurut warga, untuk kasih babi saja beras itu tidak layak. Berasnya bau dan penuh tanah dan pasir,” kata Iren.
Kepala Bulog Labuan Bajo, Ansar Leky Mali mengaku beras jatah untuk dua dusun itu sebanyak 14 ton. Pihaknya berjanji akan mengagntikan beras yang ditolak oleh warga Dusun Pora dan Puntu.
“Kami akan ganti beras itu nanti, Pak. Penerima Raskin memang memiliki hak untuk menolak beras itu,’’ tutur Ansar.
Dia mengaku untuk Desa Tentang hanya dua dusun saja yang menolak beras dari Bulog itu. Sedangkan dusun lainnya tetap menerima.
“Persoalan penolakan Raskin itu sudah saya komunikasi dengan Pemerintah Kecamatan Ndoso dan Pihak Desa Tentang,’’katanya. (Gerasimos Satria/VoN)