Ruteng, Vox NTT-Dibuat asal jadi, gedung perpustakaan SMPN 1 Ruteng di Lagur, Desa Bulan, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai cepat rusak. Padahal, gedung itu baru dibangun tahun 2011 lalu.
Pantauan wartawan di lokasi, kerusakan terjadi pada bagian dalam dan luar bangunan itu. Pada bagian dalam, lantainya sudah jebol. Jebolnya lantai itu diduga karena tanah tidak dipadatkan sehingga labil. Selain lantainya jebol, dinding bangunan itu juga mengalami keretakan.
Selain di dalam, kerusakan juga terjadi pada bagian luar; ada tiga dari enam tiang penyangga sudah roboh. Robohnya ketiga tiang itu diduga karena campuran asal-asalan. Selain soal tiang, plafon bagian depan juga sudah terlepas.
Seorang guru yang ditemui di lokasi Senin (10/7/2017) mengaku sangat kecewa dengan hasil kerja kontraktor yang membangun gedung itu. Ia kecewa lantaran gedung itu tak berkualitas.
“Kita hanya pakai berapa bulan saja dulu, tapi setelah itu tidak lagi. Itu karena waktu itu kita takut, mungkin pas anak-anak sedang baca, gedungnya roboh,” katanya.
Sebab itu, semua buku yang ada di perpustakaan itu dulu sudah dipindahkan di salah ruangan sebagai tempat penyimpanan buku sementara. Buku-buku itu akan dikeluarkan lagi, manakala sekolah sudah membangun perpustakaan defenitif.
Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala SMPN 1 Ruteng, Yohanes Hambur kepada VoxNtt.com mengaku tak tahu riwayat berdirinya gedung itu.
“Saya baru beberapa bulan di sini menggantikan kepala sekolah sebelumnya yang sudah memasuki masa pensiun,” ujarnya.
Namun, berbeda dengan anak buahnya, ia justru berpendapat bahwa kerusakan itu tidak serius. Menurutnya, gedung itu hanya bermasalah pada lantainya saja, itu pun karena tanahnya tak dipadatkan dengan baik. Sebab itu, ia berniat akan mengembalikan fungsi gedung itu sebagai perpustakaan pada tahun ajaran 2017-2018.
“Saya akan bersihkan (perpustakaan) lagi karena tahun ini kami pesan buku pakai sisten online dengan dana BOS sebanyak 100 juta. Lalu, saya juga akan gantikan lemari-lemari yang rusak ini dengan lemari besi. Tapi, (lemari) yang masih bagus tetap kita pakai,” jelasnya.
“Kalau soal gedungnya, saya mungkin akan perbaik bagian-bagian yang rusak, terutama tiang-penyangga yang sudah roboh ini. Tapi, nanti saya konsultasikan ke dinas dulu,” imbuhnya.
Sementara, hingga berita ini diturunkan, kontraktor pelaksana pembangunan gedung itu belum bisa dikonfirmasi. (Ferdiano Sutarto Parman/VoN)