Maumere, Vox NTT- Wakil Ketua DPRD Sikka dari partai Gerindra, Stef Say memiliki cara pandang yang berbeda terhadap predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diberikan Badan Pemeriksa Keuangan kepada Pemda Sikka terkait pengelolaan keuangan tahun 2016.
Ia memplesetkan WTP dengan kepanjangan ‘Wajar Tapi Polepote’. Akan tetapi, pemilik nama lengkap Fransiskus Stefanus Say tersebut menolak memberikan penjelasan lebih lanjut.
“Silahkan kamu artikan sendiri,” ujarnya kepada VoxNtt.com di ruang tunggu Bandar Udara Frans Seda Maumere, Rabu (12/7/2017).
Stef mengapresiasi predikat WTP. Menurutnya, itu merupakan bukti bahwa secara administrasi Pemda Sikka patut diacungi jempol.
Akan tetapi, kondisi tersebut tidak berbanding lurus dengan realitas yang ada di lapangan.
“Administrasi keuangan kita oke. Tetapi bagaimana dengan realitasnya. Harus dilihat manfaat dan fungsi dari program-program yang telah dikerjakan selama tahun 2016 lalu,” tegasnya.
Menurutnya, masyarakat tidak perlu dikelabui dengan predikat WTP. Masyarakat perlu melakukan audit manfaat dan audit fungsi terhadap royek pembangunan tahun 2016.
Pasalnya ada sejumlah proyek yang terbengkalai dan tidak selesai dikerjakan. Beberapa diantaranya merupakan proyek dari tahun-tahun sebelumnya.
Ia memberi contoh proyek pemasangan instalasi air minum di beberapa daerah yang menurutnya belum mencapai out come atau capaian akhir.
“Programnya pemasangan pipa. Out put yang dilaporkan adalah ada pipa terpasang dengan biaya sekian. Pertanyaannya apakah ada air atau tidak?,” imbuhnya.
Stef menyebut ada sejumlah proyek yang dapat dijadikan contoh. Proyek-proyek tersebut diantaranya Proyek Pembangunan Jembatan Waira di Desa Hale, Kecamatan Mapitara, Proyek Puskesmas Glak, Proyek Pembangunan Ruas Jalan Bola-Hale, Proyek Pembangunan Kantor Camat Bola dan sejumlah proyek lain.
Menurutnya, audit fisik yang dilakukan pihak BPK menggunakan model sampling sehingga proyek-proyek yang tidak selesai secara fisik bisa luput dari audit BPK. (Are De Peskim/VoN)