Labuan Bajo, Vox NTT–Bantuan Sosial (Bansos) berupa bibit kedelai untuk puluhan kelompok tani (Poktan) di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) gagal total.
Bansos senilai Rp 1 Miliar lebih itu tidak tumbuh di sejumlah kecamatan. Itu seperti Kecamatan Macang Pacar dan Boleng. Padahal para petani sudah menanam bulan Juni 2017 lalu.
Ketua Poktan Moeng Mose Desa Golo Lajang, Kecamatan Macang Pacar, Stefanus Senajun kepada VoxNtt,com, Jumat (14/7/2017) mengatakan bibit kedelai didatangkan dari Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kelompoknya mendapatkan jatah bibit kedelai sebanyak 500 Kg dengan luas area 10 hektar (Ha). Namun, seluruh tanaman kedelai itu tidak tumbuh.
“Kami tidak tahu pak, kenapa kedelainya tidak tumbuh,’’ tutur Senajun.
Dia mengaku dirinya bersama 25 anggota Poktan Moeng Nai menanam kedelai itu bulan Juni 2017 lalu. Semua tanaman kedelai itu tidak tumbuh.
“Tidak ada penyuluh pertanian yang datang damping pak,’’katanya.
Dia mengisahkan proposal bantuan kedelai itu dibuat oleh UPTD Pertanian Kecamatan Macang Pacar.
Pihaknya, hanya menandatangani proposal itu kemudian dikirim ke Jakarta. Usulan tanaman kedelai di wilayahnya bukan merupakan usulan Poktan Weong Nai.
“Maaf e pak, sebetulnya UPTD yang usulkan itu hari. Setelah layak diusulkan di pusat baru kami mendapat Bansos berupa uang Rp 15 Juta di rekening kelompok,’’ ungkap Senajun.
Dia mengungkapkan paska pihaknya ke Labuan Bajo untuk cair uang Bansos itu, pihak Dinas Pertanian Kabupaten Mabar langsung mengarahkan untuk membeli kedelai ke pihak kontraktor.
Selain Poktan Moeng Mose, Senajun juga mengaku ada sejumlah Poktan di Kecamatan Macang Pacar yang tanaman kedelainya tidak tumbuh. Seperti di Desa Kombo dan Desa Kombo Selatan.
“Di Desa Kombo dan Kombo Selatan juga tidak tumbuh pak. Kami belum ada uang ke Labuan Bajo, mau laporkan tidak tumbuhnya kedelai itu,’’ kata Senajun.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mabar, Angelus Apul yang dikonfirmasi media ini mengaku tidak mengetahui persis jumlah anggaran Bansos untuk kacang kedelai itu. Dia mengaku untuk Bansos kedelai berkisar Rp 1 Miliar lebih.
Menurut Angelus tanaman kedelai tidak tumbuh lantaran curah hujan usai menanam sangat tinggi. Sebab tanaman kedelai kata dia tidak tumbuh jika banyak air yang tergenang.
Angga Apul menambahkan Bansos itu berdasarkan usulan Poktan. Uang dari APBN kemudian ditansfer langsung ke rekening Poktan.
Menurutnya, jatah Bansos kedelai untuk Mabar berkisar 2.000 Ha. Saat ini baru 700 Ha yang sudah ditanam oleh Poktan di Mabar. Bantuan itu tersebar di empat kecamatan seperti Kecamatan Macang Pacar, Boleng, Ndoso dan Sano Nggoang.
“Sisanya baru akan di tanam bulan Oktober 2017 mendatang. Kedelai itu dibeli oleh Poktan dari Bima’’ kata Apul.
Menurut informasi dari salah satu narasumber yang namanya tidak mau disebutkan untuk Bansos kedelai senilai Rp 1 Miliar lebih itu, proposal permintaan bibit tidak dibuat oleh Poktan. Namun dibuat oleh pihak Dinas Pertanian.
Padahal sesuai petunjuk Bansos itu, seharusnya Poktan yang mengusulkan melalui proposal jenis tanaman yang dubutuhkan.
Selain itu, Poktan sendiri yang menentukan penyuplai kedelai, bukan ditunjuk oleh Dinas Pertanian Mabar.
Dari seumber itu mengaku, praktik Bansos di Dinas Pertanian Mabar sendiri yang menyiapkan suplayer kedelai. Untuk Bansos kedelai itu, mereka datangkan penyupalai dari NTB.
“Kami minta media untuk bongkar persoalan Bansos di Dinas Pertanian itu,” tutur nara sumber itu. (Gerasimos Satria/VoN)