Maumere, Vox NTT- Sekolah Menengah Kejuruan SMK Pelayaran (SMKP)Yapen Rasi Maumere punya cara penerimaan siswa baru yang berbeda dengan sekolah lain di Sikka.
Mereka menyebutnya BASIS. Para pelajar yang kelas X tersebut tidak disebut siswa atau siswi melainkan taruna dan taruni.
Dalam hal durasi kegiatan, model dan materi pembelajaran, BASIS menjadi ciri khas SMKP Yappen Rays Maumere.
Menurut Kepala SMKP Yappen Rays, Yulius Oktavianus Nua penerimaan siswa baru di sekolah yang dipimpinnya tersebut disesuaikan dengan fokus studi yang nantinya akan dipelajari.
Tujuan dari BASIS adalah untuk mendapatkan taruna dan taruni SMKP Pelayaran yang bermental baja, berkelakuan baik dan siap menjadi calon pelaut yang tangguh.
“Karena kami merupakan sekolah pelayaran maka kami ingin membentuk kedisiplinan, mental dan memberikan informasi atau gambaran dasar kepda para taruna dan taruni baru dengan hal-hal yang berkaitan dengan Ilmu Pelayaran,” terangnya kepada VoxNtt.com di ruangan kerjanya, Selasa (18/7/2017).
Pantauan VoxNtt.com terhadap proses hari pertama pada Selasa 18 Juli, para peserta didominasi oleh taruna.
Mereka mengenakan kaos putih dan celana panjang hitam dengan rambut pendek untuk perempuan dan kepala plontos untuk pelajar laki-laki.
Masing-masing mereka diberi nama baru dengan istilah dan nama yang berkaitan dengan kapal seperti ‘jangkar’, ‘sekoci’, ‘anjungan’, ‘kompas’ dan lain-lain.
Menurut Ketua Panitia BASIS 2017/2018, Klemens Kheri, BASIS di SMKP Yappen Rays Maumere tahun ini berlangsung selama dua minggu yakni dari 18 Juli 2017 sampai dengan 1/8/2017.
BASIS kali ini diikuti oleh 72 peserta dengan 4 diantaranya perempuan.
Selain mendapatkan materi seputar pengenalan sekolah dan pembelajaran ke depannya, para taruna dan taruni baru tersebut akan mendapatkan beberapa materi khusus seperti Hukum Laut dan Penanganan Bencana di Laut.
Kegiatan akan diakhiri degan api unggun dan apel pelantikan pada hari terakhir.
Latihan baris berbaris atau PBB dan lari keliling kota akan menjadi rutinitas para taruna dan taruni baru selama 2 pekan ke depan.
Meskipun demikian, dirinya membantah bila pihaknya melakukan tindakan kekerasan terhadap taruna dan taruni baru tersebut.
“Tentu ada aktivitas fisik selama proses ini tetapi bukan kontak fisik terhadap anak-anak. Kalau pun ada punishment itu paling tinggi yah push up,” terang Wakasek Kurikulum SMKP Yappen Rays Maumere tersebut. (Are De Peskim/AA/VoN)