Mbay, Vox NTT-Walau hajatan Tour de Flores (TDF) sudah berakhir beberapa waktu lalau namun ajang balap speda internasional ini masih meninggalkan beberapa persoalan di tengah masyarakat.
Kejadian di depan kantor Polsek Aesesa, Kabupaten Nagekeo NTT hari ini, Selasa (25/7/2017) memberikan kesan buruk terhadap Pantia, baik nasional maupun lokal.
Bagaimana tidak, sebuah Gapura besar dan sejumlah atribut lain TDF di tempat ini, dibiarkan begitu saja oleh panitia, hingga hari ini terjadi insiden yang mengorbankan warga sekitar.
Disaksikan voxntt.com pagi tadi sekitar pukul 10:50 Wita, Gapura yang bertuliskan “Finis Etape III TDF” tersebut tumbang dan menindis seorang pengendara speda motor bersama anaknya yang baru saja dijemput dari sekolah hendak ke Marapokot, hingga korban tersungkur di Aspal.
Beruntung saat kedua korban jatuh polisi yang sedang bertugas di Pos Polsek Aesesa sigap menolong korban, sehingga kondisi korban tidak terlalu parah hanya nyeri di sejumlah badan.
kejadian itu. Korban yang enggan namanya dimediakan mengatakan papan itu jatuh mengenai dirinya bersama anak hingga badannya terasa nyeri.
“Saya baru pulang jemput anak saya dari sekolah, pas lewat tiba-tiba papan itu jatuh mengenai kami” katanya.
Dia bersyukur karena walau tertindis dan jatuh namun anaknya tidak mengalami cedera, kecuali dirinya yang mengalami rasa nyeri.
Kejadian itu sempat mengganggu arus lalu lintas hingga terjadi kemacetan karena kendaraan yang melaju dari arah berlawanan tidak bisa lewat, oleh karena terhalang papan gapura yang tumbang itu.
Arus lalu lintas kembali normal setelah puing-puing papan itu, dibersihkan oleh anggota Polisi sektor aesesa yang sedang bertugas, dan warga di sekitar lokasi.
Menanggapi peristiwa ini, Anggota DPRD Nagekeo dari Partai Golkar, Yohanes K. Gore, menyesalkan sikap para panitia yang membiarkan barang-barang itu di jalan, sementara TDF sudah lama usai.
Karena itu dia berharap agar panitia dan semua pihak yang terkait harus bertanggung jawab atas insiden yang menimpa warganya pagi tadi.
“Sangat menyayangkan koq kegiatan sudah selesai mengapa tidak segera di buka. Ini bentuk pembiaran oleh panitia yang menyelenggarakan itu. Pihak terkait harus bertanggung jawab atas kejadian itu. Karena ini adalah bentuk pembiaran” Ujarnya.
Menurut Gore, persoalan ini sangat fatal, sampai ada korban. Dia melanjutkan kedepannya kegiatan apa saja yang menggunakan fasiltas umum, agar selesai kegiatan harus segera dibersihkan atau dibongkar.
“Tidak boleh dibiarkan begitu saja. Kalau mau lepas lama, kontruksinya harus kuat supaya angin kencang dia jangan tumbang,” harapannya.
Sebagaiamana pengakuan warga sekitar, bahwa tumbangnya Gapura itu diduga kuat karena diterjang angin yang cukup kencang sementara konstruksi gapuranya tidak kokoh. (Arkadius Togo/Von)