Labuan Bajo, Vox NTT-Kepolisian Resort (Polres) Manggarai Barat (Mabar) kini tengah mengendus dugaan penyelewengan Bantuan Sosial (Bansos) Kedelai senilai sekitar Rp 1 milyar lebih, pada Dinas Pertanian Kabupaten Mabar.
Dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat itu, sedianya disalurkan ke puluhan Kelompok Tani (Poktan) di sejumlah Kecamatan di Mabar. Namun sayangnya tanaman tersebut tidak tumbuh.
Kepala Satuan (Kasat) Reskrim Polres Mabar, Iptu I Dewa Gede Ditya, S. IK saat dikonfirmasi membenarkan adanya upaya pengusutan kasus dugaan penyelewengan dana Bansos tersebut.
Sejauh ini, upaya pengusutan yang dilakukan pihaknya masih dalam tahap tengah pooling data, dan pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket) dari pihak Dinas Pertanian dan para Poktan di wilayah Mabar.
”Kita sedang pooling data dan Pulbaket. Kita fokus saja terlebih dahulu,” ungkap Ditya melalui pesan singkatnya kepada VoxNtt.com, Jumat (11/8/2017).
Baca: Dinas Pertanian Dinilai Penyebab Gagalnya Proyek Bansos di Mabar
Dijelaskan, Reskrim sedang meminta Data dan petunjuk teknis proyek Bansos itu pada Dinas Pertanian Mabar. Pihaknya belum memanggil pihak terkait yang terlibat dalam proyek itu, untuk dimintai keterangan.
Ditya mengaku, belum berani menyampaikan pihak-pihak yang terlibat dalam kasus dugaan penyelewengan dana Bansos tersebut.
Yang jelas, Polisi terus bekerja dalam Pubket itu untuk mengetahui nama-nama yang terlibat dalam proyek Bansos itu.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mabar, Angelus Apul mengku tanaman Kedelai tidak tumbuh lantaran curah hujan tinggi.
Baca: Bansos Kedelai 1 Miliar Lebih di Mabar Tidak Tumbuh
Menurutnya, tanaman kedelai ditanam oleh Poktan bertepatan dengan curah hujan yang tinggi saat itu.
Dari total 2. 000 Hektar Area (Ha) baru 700 Ha yang sudah ditanami oleh Puluhan Poktan di Mabar. Tanaman kedele itu yang tumbuh ada beberapa desa di Kecamatan Sano Nggoang.
Apul mengaku, sisa tanaman kedelei itu baru ditanam bulan Oktober 2017 nanti.
Sementara Stefanus Senaju, Ketua Poktan Moeng Mose di Desa Golo Lajang, Kecamatan Macang Pacar bulan lalu mengaku kelompoknya mendapat 500 Kg bibit kedelai dengan luas area, 10 Ha. Namun, sayangnya tanaman kedelai itu tidak tumbuh.
Senajun mengaku, tanaman kedelai itu didatangkan dari Bima, Propinsi NTB. Usai pihaknya menanam kedelai, pihak penyuluh pertanian tidak pernah mengecek tanaman kedelai itu.
Selain itu, Senaju mengaku Proposal Kedelai itu juga dibuat oleh pihak Dinas Pertanian Mabar. Anggota Poktan Moeng Mose hanya ikut menandatangani proposal itu. (Gerasimos Satria/VoN)