Kefamenanu,Vox NTT-Warga dua desa yakni Desa Haumeni’Ana dan Desa Sungkaen, Kecamatan Bikomi Nilulat perbatasan langsung dengan distrik Oekusi (RDTL), sejak lama mengalami kesulitan air bersih.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga terpaksa membeli air tanki. Selain beli, kebutuhan warga terkadang dibantu oleh anggota TNI yang bertugas di wilayah perbatasan RI-RDTL tersebut.
“Setiap tahun itu, setiap kepala keluarga (KK) kasih keluar uang sampai Rp 2 juta khusus untuk beli air minum n masak saja,” ungkap Camat Bikomi Nilulat ,Marsel Sara saat diwawancarai media ini di ruang kerjanya pada kamis (17/08/2017).
Sedangkan untuk keperluan mandi dan cuci pakaian, alumni fakultas peternakan Undana tersebut menyampaikan,warga desa Haumeni’Ana mengandalkan air dari embung, yang dibangun beberapa tahun lalu. Sementara warga desa Sungkaen harus membeli air dari tanki pedagang air.
“Sungkaen ini tidak ada mata air, kita tarik air juga dari orang punya air pemali (tempat ritual adat) yang ada di desa tetangga. Tapi saat ini pipa juga baru sampai kantor Camat, belum sampai ke rumah masyarakat,” tegas Camat Marsel.
Baca: Tarian Gong Warnai Perayaan HUT RI ke-72 di Perbatasan RI-RDTL
Dia menambahkan, dirinya bersama kepala desa sudah berupaya mencari jalan keluarnya, dengan mengalokasikan dana desa untuk membuat sumur bor. Namun kata dia hingga saat ini belum juga berhasil lantaran kondisi tekstur tanah yang tidak mendukung.
Terpisah, kepala desa Sungkaen Siprianus Kolo menjelaskan, secara keseluruhan warga desa Sungkaen sebanyak 443 jiwa dan 114 KK.
Ia mengakui bahwa salah satu kesulitan terbesar warganya adalah pemenuhan akan kebutuhan air bersih.
“Saat ini masyarakat sudah mulai beli air, harga per jergen yang ukuran 20 liter itu Rp 5 ribu,” jelas Kolo.
Berlaitan dengan sumur bor sebagaimana yang disampaikan Camat Marsel, Kolo,menjelaskan saat ini mesin dinamo dalam keadaan rusak sehingga tidak bisa menyedot air.
Namun ia mengaku berkomitmen, untuk terus berupaya agar kesulitan warganya itu dapat segera teratasi.
“Air itu kebutuhan yang paling utama. Jadi saya akan terus berupaya baik itu dengan dana desa, maupun coba berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait yang dapat membantu mengatasi persoalan ini,” tegas Kolo. (Eman/VoN)