Atambua,Vox NTT- Melihat fenomena kehidupan berbangsa yang ditertpa banyak persoalan, Uskup Atambua-Belu, NTT Mgr. Dominikus Saku, Pr angkat bicara.
Ditemui awak media usai menghadiri upacara peringatan HUT Proklamasi RI yang ke-72, Kamis (17/8/2017) Uskup Dominikus menyampaikan beberapa pesan terkait fenomena kehidupan berbangsa kepada umat di Keuskupan Atambua.
Uskup Dominikus menghimbau seluruh umat agar tetap menjaga dan merawat nilai-nilai persatuan dan menjaga keberagaman yang sudah terbangun dengan baik.
Selain nilai persatuan, Mgr Dominikus juga mengajak warga Belu untuk pro aktif mengisi kemerdekaan yang telah susah payah diperjuangkan para pahlawan.
Dia mengajak agar sikap patriotisme dan semangat untuk mengisi kemerdekaan perlu diasa.
Dirinya juga meminta agar umat di Keuskupan Atambua memaksimalkan lahan tidur untuk menanam tanaman-tanaman produktif. Ajakan itu agar umat harus bekerja dan jangan hanya tidur.
“Saya lihat di daerah kita masih banyak lahan tidur tapi tidak hanya lahan yang tidur tapi manusianya juga masih tidur,” ujar Mgr. Dominikus.
Ditanya soal tantangan yang dihadapi masyarakat dan pemerintah dalam kegiatan pembangunan, Uskup Domimikus mengatakan yang dibutuhkan saat ini adalah pembenahan pendidikan yang berorientasi pada penyiapan peserta didik yang kreatif dan berkompeten.
Diakui bahwa saat ini pendidikan di daerah belum mampu menjembatani peserta didik ke dunia kerja.
“Krearitivitas anak di daerah harus diasa karena manusia adalah faktor kunci. Pendidikan harus dibenahi. Pendidikan kita belum menjembatani peserta didik untuk siap ke dunia kerja karena itu lembaga pendidikan perlu mempersiapkan tiga aspek yang mesti diberi kepada peserta didik yakni pengetahuan, sikap, good skill,” jelasnya.
Uskup Dominikus mengatakan saat ini pendidikan di Kabupaten Belu belum mampu memberikan skill yang memadai bagi peserta didik sehingga menghasilkan tenaga kerja yang tidak berkompeten dan akhirnya menimbulkan persoalan seperti human trafficking.
Selain meminta untuk membenahi pendidikan, pada kesempatan itu, Uskup juga meminta pemerintah daerah bersama stakeholder terkait untuk bekerja bersama memacu produktivitas daerah.
Sepanjang masyarakat belum menghasilkan sembako secara mandiri, lanjut dia, maka belum bisa dikatakan berdaulat.
“Karena itu saya minta Pemda (Belu) dan semua unsur harus pacu produktivitas daerah dan membuat pilot project perhatian pembangunan,” tutupnya. (Marcel/AA/VoN)