Mbay, Vox NTT-Sejumlah petani di Kelurahan Towak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo resah lantaran padi di sawah mereka diserang hama wereng. Itu terutama para petani persawahan di Pintu KM 3 dua kanan Towak.
Pasalnya, saat berumur tiga bulan tanaman padi petani terlihat begitu subur berwarna hijau. Namun setelah itu berubah menjadi kuning kecoklatan dan bintik-bintik hitam akibat diserang hama wereng.
Profianus Jago, salah satu petani Kelurahan Towak yang temui VoxNtt.com, Kamis (17/8/2017) sore mengaku resah dengan tingginya serangan hama wereng tersebut.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menangkal hama tersebut. Namun tetap saja reaksi yang ditimbulkan tanaman padi semakin kerdil dan menguning.
Menurut Profianus, hama wereng menyerang padi, saat bunting dan yang telah mekar.
“Segala upaya kita telah lakukan untuk membasmi hama tersebut, namun tetap saja tidak mempan. Ya sudah lah semua kita serahkan kepada yang berkuasa,” ujarnya dengan pasrah.
Hama wereng tersebut, kata dia, menyerang bagian batang tanaman padi dan menyebabkan tanaman mati dan menguning. Bahkan, bulir padi sebagian besar tidak berisi.
“Ada sekitar puluhan hektar yang terserang hama wereng dan mengakibatkan menurunnya produksi padi, padahal sebelumnya para petani juga berusaha melakukan pembasmian hama tetapi tetap berkurang produksi padinya saat panen sekarang ini,” kata Profianus.
Arman, petani lainnya mengatakan rata-rata tanaman padinya jika dilihat jumlah hama wereng di setiap satu rumpun sekitar 20 wereng dan bahkan lebih.
“Gara-gara hama wereng padi saya mati setiap satu rumpun padinya yang buahnya berisi hanya ada dua hingga tiga tangkai saja, sedangkan bulir yang tidak berisi lebih banyak dan tentunya ini merosot hasil produksinya,” kata Arman.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo, Wolfgang Lena menjelaskan hanya ada satu cara untuk mengatasi hal tersebut yakni dengan pergiliran tanaman padi dan jagung.
“Karena selama ini saya sudah lakukan program pergiliran tanam padi jagung, namun banyak petani masih ada belum setuju. kalau seperti ini salah siapa, karena pemerintah sudah banyak melakukan banyak hal untuk mengatasinya,” ujarnya.
Terkait itu pihaknya telah memberi bantuan obat-obat kepada petani yang gagal tanam. Namun itu tidak cukup, jika tidak ada pergiliran tanam.
“Bahkan kita punya program, ansuransi tani. Petani masuk ansuransi, lalu petani setiap musim petani bayar 35 ribu. Nantinya pada saat dia gagal panen. ansuransi akan membayar 6 juta perhektar sesuai rekomendasi penyuluh, dan pengamat hama. Sampai saat ini sudah sosilalasi melalui PT3A dan penyuluh namun belum ada respon balik,” kata Wolfgang.
Data yang dihimpun VoxNtt.com, padi petani di pintu KM 3 dua kanan yang diserang hama yakni Porfianus Jago satu heaktar, Nobertus Rabha 1 1,2 hektar, dan Finsen Lalo setengah hektar. Ada pula sekitar puluhan hektar sawah petani yang didaftar diserang hama wereng. (Arkadius Togo/AA/VoN)