Bajawa, Vox NTT-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngada mencanangkan kampung Keluarga Berencana (KB) di Kampung Bela, Desa, Kecamatan Bajawa, Selasa (29/8/2017).
Pencanangan kampung KB tersebut sebagai langkah untuk menggerakan kembali program pemerintah mengenai KB.
Prosesi pencanangan Kampung KB tersebut dipimpin oleh Asisten I Sekda Ngada Emanuel Dopo, didampingi Pimpinan OPD lingkup Pemkab Ngada, serta undangan lainnya.
Dalam sambutan Bupati Ngada Marianus Sae yang dibacakan oleh Emanuel Dopo dijelaskan, pencanangan kampung KB merupakan tindak lanjut dari program nasional yang telah dicanangkan oleh Presiden.
Dikatakan kampung KB adalah salah satu upaya penguatan program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga.
“Yang dikelola, diselenggarakan dari oleh, dan untuk masyarakat dalam memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan total program KB, sebagai upaya mewujudkan keluarga yang berkualitas,” kata Emanuel.
Dia meminta, kegiatan pencanangan kampung KB ini tidak hanya dimaknai sebagai serimonial saja. Tetapi juga ditujukan untuk meningkatkan jumlah peserta KB medern serta meningkatkan ketahanan keluarga.
Dijelaskan, Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai dasar pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana menekankan kewenangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Hal itu tidak hanya terbatas pada masalah Pembangunan KB dan Keluarga Sejahtera saja, namun juga menyangkut masalah pengendalian penduduk.
Dalam arah kebijakan pembangunan nasional Pemerintah periode 2015-2019, BKKBN diberi mandat untuk turut mensukseskan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda Prioritas nomor 5 yaitu “ Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia “ melalui Pembangunan Kependudukan dan KB.
BKKBN juga diberi mandat untuk melaksanakan Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019 pada dimensi pembangunan manusia di bidang kesehatan dan mental/karakter (revolusi mental).
Persoalan yang Dihadapi
Emanuel menambahkan, beberapa persoalan-persoalan yang dihadapi dalam melaksanakan program KB di Kabupaten Ngada.
Permasalahan-permasalahan itu yakni: pertama, Pencapaian Program KB selama tahun 2015 di Kabupaten Ngada belum mencapai sasaran.
Angka drop out peserta KB yang tidak menggunakan alat kontrasepsi lagi dengan alasan apapun setelah suatu periode pemakaian tertentu sebanyak 4.958 orang atau sekitar 53,33 %.
Tingginya angka drop out ini tidak memberikan kontribusi positif kepada peningkatan peserta KB aktif.
Kedua, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, pertambahan jumlah penduduk Kabupaten Ngada sebesar 11, 33%.
Hal ini sejalan dengan angka kelahiran total tahun 2016 sebesar 4,37 yang berarti bahwa seorang wanita usia reproduksi 20 – 49 tahun melahirkan 4-5 orang anak.
Angka kelahiran total ini mengalami penurunan bila dibandingkan pada tahun 2015 sebesar 4,57.
“Kita semua sungguh berharap agar pada tahun 2017 angka kelahiran total di Kabupaten Ngada dapat ditekan dan turun menjadi 4 sesuai target yang diharapkan bersama,” ujar Emanuel.
Ketiga, pasangan usia subur sebagai sasaran KB di Kabupaten Ngada sebanyak 21.415, dengan 47,07 % menjadi peserta KB aktif.
Sedangkan 53,93 % tidak mengikuti Program KB, sehingga berpotensi untuk hamil dan melahirkan lagi.
“Oleh karena itu, kita mesti terus mendorong agar semua pasangan usia subur di Kabupaten Ngada dapat menjadi peserta KB aktif. Dan untuk mewujudkan hal ini, tidak ada kata lain selain kerja sama dari semua stakeholder yang bergerak di bidang kependukan dan keluarga berencana,” katanya. (Arkadius Togo/AA/VoN)