Labuan Bajo, Vox NTT-Ratusan pemuda di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) yang terdiri dari Madrasah-Alia, Pemuda Muhamadyah dan Jemaat Tablik menggelar aksi solidaritas untuk Rohingya di Myanmar, Selasa (12/9/2017).
Pantuan VoxNtt.com, massa aksi berkumpul di Lapangan Kampung Ujung pukul 10.00 WITA dengan membawa spanduk yang berisikan seruan kepedulian mereka terhadap etnis Rohingya di Myanmar.
BACA: Komunitas Muslim di Labuan Bajo Gelar Aksi Solidaritas untuk Rohingya
Masa aksi kemudian melakukan pawai keliling Kota Labuan Bajo dengan Rute Kampung Ujung-Pasar Baru-Wae Mata-Kompleks SMPN-Puncak Waringin kemudian kembali ke Lapangan Kampung Ujung.
Adapun lima tuntutan massa aksi yakni :
Pertama, mengutuk keras penindasan yang dilakukan militer Myanmar dan para biksu yang telah mengakibatkan pembantaian besar-besaran terhadap etnis Rohingya sehingga menyebabkan kematian dimana-mana.
Kedua, memohon kepada Pemerintah Indonesia agar senantiasa proaktif dalam mengawasi serta mengintervensi Pemerintah Myanmar untuk tidak melakukan tindakan yang tidak berprikemanusiaan terhadap etnis Rohingya.
Ketiga, mendesak kepada negara yang berbatasan dengan Myanmar untuk bisa membuka akses masuk ke negaranya masing-masing agar pengungsi Rohingya bisa diselamatkan.
Keempat, diharapkan kepada Pemerintah Indonesia dapat mengajak negara-negara ASEAN dan negara lainnya untuk bisa memberikan bantuan berupa logistik kepada para pengungsi Rohingya yang saat ini mengalami penderitaan yang mengerikan.
Kelima, mendesak PBB untuk mencabut gelar nobel perdamaian yang diberikan kepada Aung San Suu Kyi yang pada kenyataanya nobel perdamaian tidak berlaku bagi etnis Rohingya yang saat ini berada di wilayah Myanmar yang notabene tempat asal Aung San Suu Kyi.
Langkah Pemerintah
Untuk diketahui, saat ini pemerintah Indonesia sedang berusaha untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar. Berikut beberapa langkah strategis yang dilakukan oleh pemerintah.
Pertama, Menlu RI, Retno Marsudi telah berangkat ke Myanmar, bertemu dengan Aung San Suu Kyi (Tokoh Demokrasi di Myanmar dan penasehat negara Myanmar) untuk meminta Pemerintah negara itu menghentikan dan mencegah kekerasan, memberikan perlindungan kepada semua warga termasuk muslim di Myanmar dan memberikan akses bantuan kemanusiaan.
Kedua, Presiden RI juga menugaskan Menteri Luar Negeri untuk ke Dhaka di Bangladesh, dalam rangka menyiapkan bantuan kemanusiaan yang diperlukan pengungsi-pengungsi yang berada di Bangladesh.
Ketiga, menjalin komunikasi intensif dengan berbagai pihak termasuk Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres dan Komisi Penasihat Khusus Untuk Rakhine State, Kofi Annan.
Keempat, Pemerintah RI telah mengirim bantuan makanan dan obat-obatan bagi korban krisis Rohingya di Myanmar.
Kelima, Pemerintah RI juga telah membangun sekolah di Rakhine State, Myanmar dan juga segera akan membangun rumah sakit yang akan dimulai bulan Oktober yang akan datang di Rakhine State.
Keenam, Pemerintah Indonesia juga telah menampung pengungsi dan memberikan bantuan yang terbaik yang ada di Indonesia. (Gerasimo Satria/VoN).