Labuan Bajo, Vox NTT– LSM Burung Indonesia menyelenggarakan Pelatihan Tata Kelola Kehutanan terhadap 15 calon tata kelohan hutan di wilayah Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) di Hotel La Prima Labuan Bajo, Selasa (12/9/2017).
Pelatihan itu yang berlangsung sejak Senin 11 September hingga 15 septmber 2017 itu dibawakan oleh ahli kehutanan senior dari The Center For International Development and Training,University of Wolverhampton Inggris, Des Mahoney dan Richard Nyirendap.
Sebelum pelatihan di Labuan Bajo, peserta terlebih dahulu mengikuti kegiatan selama satu minggu di Kota Bogor untuk mengembangkan konsep dan perkembangan tata kelola kehutanan dalam lingkup nasional dan internasional.
“Pelatihan ini diharapkan mampu menghasilkan para pelatih yang handal dalam tata kelola kehutanan di wilayah Kabupaten Mabar,”tutur Geanisa Vianda, Forest Management Officer Burung Indonesia kepada wartawan,Selasa (12/9/2017).
Vianda mengatakan Burung Indonesia telah bekerjasama dengan masyarakat dan Pemerntah Kabupaten (Pemkab) Mabar sejak 2008 lalu, terutama di Bentang Alam Mbeliling.
Selama lima tahun mendatang, melalui program ini diharapkan akan terjalin kerjasama yang kuat dengan berbagai elemen masyarakat dan pemerintah untuk menurunkan peredaran kayu ilegal di pasar domestik dan nasional.
Hal ini kata Vianda bertujuan untuk menekan laju deforestasi hutan di Manggarai Barat dengan memperkenalkan dan mendorong implementasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) serta terbangun jejaring pemantau kehutanan di kawasan Mabar.
Para peserta berasal berbagai latar belakang, mulai dari perwakilan petani, para pemangku kepentingan di Manggarai Barat, jaringan pemantau independen, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hingga Kelompok Kerja Restorasi Ekosistem (Pokja RE).
“Para peserta akan merancang dan mempraktikkan pelatihan kepada anggota lainnya terkait konsep kunci dan pendekatan untuk mencegah pengelolaan hutan yang tidak lestari,” jelasnya.
Vianda menambahkan pelatihan ini juga bertujuan untuk mendukung pengelolaan Bentang Alam Mbeliling yang produktif dan berkelanjutan, menekan laju deforestasi hutan, dan menurunkan peredaran kayu ilegal dengan memperkenalkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) di kawasan Mabar.
Koordinator Program Kehutanan Burung Indonesia, Asep Yayat berharap pengembangan kawasan kehutanan di wilayah Mabar menjadi daya tarik wisatawan yang berminat khusus seperti pengamat burung, penikmati keindahan Bentang Alam Mbeliling, dan penikmat atraksi budaya. (Gerasimo Satria/VoN).