Borong, Vox NTT- Indra Pramana, korban tabrakan traktor yang diduga dikendarai oleh oknum PNS di Dinas Pertanian Manggarai Timur (Matim) pada tanggal 19 Agustus lalu meminta pelakunya untuk diproses secara hukum.
Indra sendiri merupakan siswa kelas 9 SMPN 1 Borong yang berasal dari Kampung Watu Ipu, Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong-Matim.
“Saya berharap dia (pelaku) diproses secara hukum,” kata Indra kepada VoxNtt.com di kediamannnya, Rabu (13/9/2017).
Ibu korban, Siti Nurfahdi mengaku selama ini pelaku atau pun orangtuanya belum pernah datang menjenguk untuk melihat kondisi Indra yang menjadi korban penabrakan.
“Sejak hari kejadian sampai hari ini, pelakunya belum pernah ke sini. Keluarganya juga tidak. Datang minta maaf atau mau omong secara keluarga juga tidak. Yang pernah ke sini itu, paling kepala dinasnya. Juga pihak kepolisian,” tutur Ibu Siti.
Dia berharap, pelaku standing traktor pada hari pawai pembangunan HUT RI hingga menyebabkan Indra luka tersebut mesti ditindak tegas. Apalagi pelakunya adalah PNS.
“Mesti ditindaktegas supaya ada efek jeranya. Anak saya juga kepada kepolisian meminta agar pelakuya diproses secara hukum,” kata Ibu Siti.
Sejak peristiwa itu menimpa anaknya, Siti berusaha mengobatinya dengan bantuan medis dan obat tradisional.
Namun, kondisi anaknya yang diduga patah tulang paha kananya. Sampai saat ini belum pulih.
Baca: Diduga Mabuk, Oknum PNS di Matim Berbuat Ulah Saat Pawai Pembangunan
Ibu Siti menambahkan, sejak tanggal 19 Agustus lalu anak Indra belum bisa ke sekolah, karena kondisinya belum pulih. Pihak sekolah sudah mengetahui kondisi Indra yang menjadi korban tabrakan oknum PNS di Dinas Pertanian Matim.
“Kepala sekolah, wali kelas, dan juga guru-guru sudah tahu kondisi anak saya. Mereka memaklumi itu. Karena ini tidak disengajakan,” kata Ibu Siti. (Nansianus Taris/AA/VoN)