Labuan Bajo,Vox NTT- Selain sebagai kota tujuan pariwista, Mateus Sakeus, pelukis asal Labuan Bajo, Kapupaten Manggarai Barat (Mabar) bercita-cita kelak Labuan Bajo menjadi kota seni dan berbudaya.
Mateus menyampaikan itu dalam pembukaan Katalog Pameran Tunggalnya, Selasa (11/9/2017) malam di hotel Pelanggi Labuan Bajo.
Hadir dalam pembukaan pameran tunggal itu, Wakil Bupati Mabar, Maria Geong, Kepala Dinas Pariwisata, Theo Suhardi dan komunitas anak muda di Labuan Bajo.
Pada Event yang bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) itu, Mateus memamerkan hasil karyanya sendiri berupa belasan lukisan, sketsa, drawing, instalasi. Pameran kerajinan itu dilakukan selama sepekan.
“Kita harapkan Labuan Bajo tidak hanya terkenal dengan obyek wisatanya tapi juga dengan karya-karya seni dari masyarakat Labuan Bajo itu sendiri,” tutur Mateus.
Sarjana Seni Rupa Murni lulusan Institut Seni Indonesia Yogyakarta tahun 2012 itu, dalam pameran tunggalnya hanya ingin mewujudkan Labuan Bajo jadi Kota Seni.
Melalui pamerannya, dia mau mengajak anak muda di Labuan Bajo untuk sama-sama membuka ruang Seni rupa di Labuan Bajo.
“Itu saja cita-cita saya,” imbuhnya.
Lukisan yang dipamerkannya, berisikan lukisan kritik terhadap pemerintah terkait persoalan yang melanda Labuan Bajo. Seperti lukisan Pantai Pede dengan selembar uang Rp 100 Ribu yang diinjak.
Lukisan dengan nama “Ndaek” itu adalah kritikan Mateus atas pembangunan pariwisata di Labuan Bajo, yang cenderung berpihak kepada pengusaha dan pejabat tinggi negara,wilayah perkotaan dan kepentingan pemilik pemodal asing.
Selain tema budaya, gerakan sosial, aktivisne dalam pameran itu, dia juga menghadirkan tem toleransi, keberagaman, nasionalisme dan kesetaraan gender.
Pameran hasil karya ini, bukan merupakan kali pertama dipamerkan, sejumlah karyanya sudah dipamerkan di Yogyakarta sejak tahun 2012 lalu.
Staf Kemendikbud, Maulina Ratnasari yang hadir dalam pembukaan pameran tunggal itu menyampaikan, event pameran tunggal Mateus Sakeus masuk dalam Program Fasilitasi Kegiatan Kesenian (FKK). Dalam program itu, Mateus Sakeus masuk dalam 96 event di seluruh Indonesia.
Dia berharap agar event itu bisa menghasilkan pelukis handal selain Mateus di Labuan Bajo dan Kemendimbud siap mendukung itu.
“Mateuskan sudah terkenal secara nasional.Kita ingin di Labuan Bajo bisa menghasilkan seniman lainnya juga,” harap Maulina. (Gerasimos Satria/VoN)