Nagekeo, Vox NTT- Warga penerima beras miskin (Raskin) keluhkan beras kualitas buruk karena hancur dan bau apek. Meski tak layak, sebagian warga tetap mengkonsumsinya.
Warga terpaksa konsumsi karena kekurangan bahan makanan akibat gagal panen.
“Setiap kami terima beras (raskin, red), kami cium bau tidak sedap. Lalu banyak hancur dan pecah,” kata Kristina, warga Dusun D, Desa Ulupulu 1, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, NTT, Selasa (19/9/2017) siang.
“Kami tetap makan tapi dicuci dulu dua kali. Tapi baunya tetap terasa,” tambahnya.
Ia mengaku menerima raskin sebanyak 20 kilogram dengan total biaya sebesar Rp. 40.000 ditambah dengan biaya administrasi sebesar Rp. 2.000.
Raskin yang dibagi kali ini, kata Kristina, dianggap tidak layak untuk dibagikan kepada masyarakat. Selain bau apek dan hancur, makanan dari raskin tidak seperti beras lainnya.
“Kalau makan, rasa agak beda begitu. Beda dengan beras di sini,” tutur dia.
Ia berharap, Pemerintah baik tingkat Kabupaten, Provinsi hingga Pusat dapat memperhatikan serta meneliti raskin sebelum diberikan kepada masyarakat.
“Ya, diperiksa dulu. Masih ada gizi atau tidak. Jangan hanya diberikan kepada kami lalu bangga dan tidak perhatikan dari segi kesehatan,” katanya.***(Ian Bala/VoN)