Kefamenanu, Vox NTT- Perhelatan politik menjelang pemilihan gubernur NTT tahun 2018 kian menggeliat.
Berbagai manuver dan strategi mulai dimainkan oleh para calon gubernur, tim sukses dan partai pengusung.
Namun seperti apa harapan warga TTU bagi pengganti gubernur Frans Lebu Raya?
Untuk menakar keinginan masyarakat TTU media berupaya menyalurkan aspirasi warga yang bersedia diwawancarai. nMereka adalah tokoh adat, perwakilan warga eks Timor-Timur/ Timor Leste serta guru.
Nikolas Ataupah, tokoh adat dari suku Ataupah, Desa Oenbit, Kecamatan Insana pemilik tanah ulayat Besin Niaban yang tanah ulayatnya dijadikan sebagai lokasi tambang saat diwawancarai media ini berharap, gubernur nantinya adalah sesorang yang anti tambang. Dengan meletakan keberpihakan terhadap kepentingan warga lingkar tambang.
“Tahun 2013 kami punya tanah ulayat diambil lalu dijadikan sebagai lokasi tambang mangan, kami sebagai pemilik tanah merasa sakit hati, Jadi tolong gubernur yang baru nanti, siapa pun dia tolong perhatikan hak kami selaku pemilik tanah ulayat” tegas Niko.
Sementara itu, Laurens Neno, warga eks Timor Timur yang kini bermukim di Naen, RT 27 RW 004, Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefamenanu mengharapkan agar pemimpin NTT yang baru nanti dapat benar-benar memperhatikan nasib ribuan warga eks Timor-Timur yang saat ini bermukim di wilayah TTU.
Pasalnya sejak tahun 1999 hingga saat ini pihaknya kesulitan lahan pertanian dan kebutuhan akan air bersih.
“Saya hanya berharap agar kebutuhan air bersih dan lahan pertanian bagi kami dapat dipenuhi, kami datang bukan karena tidak punya tanah di Oekusi tetapi karena kami cinta akan merah putih. Jadi siapapun yang akan jadi gubernur nanti tolong perhatikan kami,” tegas ketua RT 27 tersebut.
Terpisah, Rony Bani seorang guru di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Kefamenanu meminta agar nasib guru dapat lebih diperhatikan apalagi di wilayah pelosok.
Rony juga berharap agar persoalan yang menimpa para guru selama ini tidak dijadikan sebagai komoditas politik dan tidak sembarang dimutasi hanya karena ada kepentingan politik pihak tertentu.
“Guru itu merupakan ujung tombak demi mencerdaskan anak bangsa. Jangan jadikan kami komoditas politik dan perhatikan kesejahteraan kami,” tegas Rony.
Menurut dia, apa yang disampaikannya ini merupakan harapan rakyat. Siapapun yang akan memimpin Propinsi ini kelak, hendaknya aspirasi rakyat ini diperhatikan.(Eman/VoN)