Maumere,Vox NTT- Salah satu alat musik tradisional Sikka, waning dipilih sebagai maskot Pilkada Sikka 2018 mendatang.
KPUD Sikka sengaja memilih waning lantaran alat musik tabuh tersebut selama ini senantiasa integral dalam kehidupan masyarakat Sikka.
“Sesuai tradisi selalu ada gong waning dalam setiap perhelatan atau upacara karena itu kami piilih waning sebagai maskot,” terang Vinsensius Vivano Bogar, S.Fil dalam sambutannya pada Launching Pilkada Sikka di halaman KPUD Sikka, Rabu (4/10/2017).
Maskot yang diberi nama ‘Mo’at Waning’ tersebut merupakan karakter waning yang mengenakan sarung tradisional yang disebut lipa mitan.
BACA: Gong Waning: Alat Musik Asli Maumere atau Bukan?
Moat Mitan memegang paku di tangan kiri dan selembar kertas bertuliskan jadwal hari pemilihan yakni Rabu (27/6/2018) sambil menyerukan ajakan agar warga menggunakan hal pilih.
Launching tersebut menandakan bergulirnya tahapan Pilkada Sikka 2018. Tahapan tersebut akan dimulai dengan pembentukan PPK/PPS sepanjang 12 Oktober- 11 November 2017.
Selanjutnya antara 25-29 November merupakan batas penyerahan daftar dukungan pasangan calon perseorangan yang disusul dengan penglolaan daftar pemilih dari 30 Desember 2017 sampai dengan 27 Juni 2018.
Pendaftaran pasangan calon dijadwalkan akan berlangsung sepanjang 8-10 Januari 2018 yang disusul dengan verifikasi syarat pasangan calon yang berlangsung dari 80-27 Januari 2018.
Penetapan pasangan calon akan dilakukan pada 12 Februari 2017. Sementara itu, kampanye akan berlangsung dari 15 Februaria sampai dengan 23 Juni 2018 dan hari pemilihan akan terjadi pada 27 Juni 2018.
Pelaksanaan Launching Pilkada Sikka 2018 tersebut dihadiri oleh sejumlah kalangan termasuk partai politik yang launching ditandai dengan penabuhan gong sebanyak 27 kali yang merujuk pada tanggal pemilihan dilaksanakan. Akan tetapi, kalangan partai politik mengeluhkan sikap KPUD Sikka yang dinilai mengesampingkan peran partai politik.
Sekretaris PDIP Sikka, Kondibus Stelamaris menilai seharusnya kalangan parpol dilibatkan secara aktif karena parpol juga berperan dalam mendorong partisipasi masyarakat dalam Pilkada nanti.
“Partai melalui pendidikan politik pastinya berusaha mengajak masyarakat agar menggunakan hak pilihnya. Selain itu, partai juga merupakan peserta pilkada dengan mengusung calon-calon masing-masing. Ini bukan hanya gawean penyelenggara,” terang Kondibus usai kegiatan. (Are de Peskim/VoN).