Ruteng, Vox NTT- Ketua Solidaritas Perjuangan Perempuan dan Advokasi Korban Kekerasan (Soppan), Maria G.S Ratna turut menyorot peristiwa pemecatan Asty Dohu dari Tenaga Harian Lepas (THL) oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Manggarai Timur (Matim), Hironimus Nawang.
Menurut Ratna pemecatan itu merupakan peristiwa memiluhkan. Apalagi Asty Dohu yang adalah seorang perempuan sebelum dipecat dikabarkan pernah mendapatkan kekerasan verbal berupa makian anjing oleh Kadis Nawang.
“Ironisnya yang terjadi kan pemecatan tanpa sebuah proses panjang. Dalam kurun waktu satu hari saja, langsung dengan keluarnya SK pemecatan,” ujar dia saat dihubungi VoxNtt.com melalui sambungan telepon, Rabu (11/10/2017).
Ratna sendiri menegaskan pemecatan Asty Dohu dari THL tersebut justru tidak menyelesaikan persoalan.
“Apakah dengan pemecatan bisa menyelesaikan persoalan? Tentu jawabannya tidak, justru akan menimbulkan persoalan baru,” tegasnya.
Baca:
- Miris, THL ini Dikatai Anjing Sebelum Dipecat Kadis Kominfo Matim
- Asty Dohu: Saya Tidak Bentak dan Tantang Kadis Kominfo Matim
- Asty Dohu Dipecat, GMNI Sebut Kadis Kominfo Matim Menyalahi Aturan
- GMNI Manggarai Desak Copot Kadis Kominfo Matim
- Terkait Pemecatan Asty Dohu, GMNI Sebut Kadis Kominfo Matim Otoriter
- Dipecat dengan Alasan Sering Tidak Hadir, Ini Tanggapan Asty Dohu
- Tidak Ada Pertimbangan Soal Ketidakhadiran di Surat Pemecatan Asty Dohu
Lebih lanjut kata dia, pemecatan Asty Dohu itu menunjukkan ketidakmampuan pimpinan dalam mengelola tiga kecerdasan dengan baik.
Ketiganya yakni, kecerdasan intelektual, emosional, dan kecerdasan religius atau hati nurani yang bening.
“Sebenarnya kasus ini sangat sederhana, kalau bisa diselesaikan dengan bijak oleh Pa Hiro (Kadis Kominfo Matim) sebagai seorang pemimpin,” tukas Ratna.
“Karena kasus ini sebenarnya ibarat anak dengan bapaknya, demikian sebaliknya. Harapannya bagaimana Pa Hiro mengedepankan dialog dengan anak selaku bawahannya,” tambah dia. (Ferdiano Sutarto Parman/AA/VoN)