Borong, Vox NTT-Puluhan warga Toka, Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong mendatangi kantor BLUD SPAM Manggarai Timur (Matim), Kamis (19/10/2017).
Mereka menyambangi kantor itu lantaran sudah berbulan air PAM di jalur Toka macet.
Koordinator warga, Niko Martin di depan kepala BLUD SPAM Matim mengatakan warga di wilayah Toka kecewa dengan kinerja perusahan daerah itu.
Kekecewaan itu dipicu oleh karena air PAM di wilayah mereka sudah berbulan-bulan macet. Kemacetan tersebut dinilai tidak diikuti respon cepat untuk mencari jalan keluar oleh BLUD SPAM Matim.
Saat ini, kata Niko warga membutuhkan langkah konkrit dari pihak BLUD SPAM Matim untuk mengatasi kekurangan air di wilayah Toka.
“Anehnya di tempat lain, air PAM itu lancar. Ko di jalur Toka saja yang sering macet. Hari ini kami tidak mau tahu, pokoknya air harus jalan dan ada,” tegas Niko.
Dia mengaku, selama ini warga membayar iuran air setiap bulan. Namun semangat membayar warga tersebut tidak dibarengi tanggung jawab pelayanan dari pihak BLUD SPAM Matim.
“Ini soal tanggung jawab. Saat kami terlambat bayar, itu didenda. Dan kami bayar. Begitu juga dengan pihak BLUD SPAM. Kalau air macet, yah harus ditanggapi. Jangan dibiarkan saja. Untuk apa pegawai di sini digaji kalau tidak bekerja,” tambah Niko.
Lantaran air PAM macet, selama ini dia mengaku warga Toka terpaksa merogoh isi saku untuk membeli air yang dijual dengan mobil tanki.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala BLUD SPAM Matim Adrianus Salomon Adjid menjelaskan air sering macet disebabkan ulah warga yang tidak bertanggung jawab.
Di beberapa titik kata Adrianus, pipa sering dirusak warga. Itu sebabnya air sering macet.
Untuk mengatasi itu, pihak BLUD sudah melakukan kerja sama dengan Babinsa Borong dan Rana Mese. Kendati sudah melakukan kerja sama, namun aksi warga untuk merusak pipa tetap saja terjadi.
“Ke depan langkah ini diupayakan lebih intens lagi,” ujar Adrianus.
Terkait permintaan warga Toka agar air harus jalan, dia menegaskan untuk sementara ditangani pakai mobil tanki milik BLUD.
“Hari ini mobil tanki milik PAM distribusi air khusus di Toka. Itu airnya tidak dibeli, gratis,” tegasnya.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba