Ende, Vox NTT-Lima Desa asal Kabupaten Nagekeo yakni Desa Rendubutowe, Desa Renduwawo, Desa Tedakisa, Desa Dhawe dan Desa Towa mendapatkan pelatihan mengelola hasil kebun di RMC Detusoko, Dusun Wolobudu, Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, NTT pada Kamis (19/10/2017).
Dibawah dampingan RMC Detusoko dan Plan Internasional, 14 peserta dari lima desa tersebut menghasilkan produk siap saji.
Ada tiga produk yang dilatih yakni produk Korodegelai Sauce, produk Peanut Butter atau selai kacang dan produk Moni Marmalade atau selai lemon.
Founder RMC Detusoko, Nando Watu mengatakan, pengolahan pangan lokal tersebut sebagai bagian dari intervensi skill dan pengetahuan untuk mengolah komoditas menjadi produk siap saji.
Selain itu, memanfaatkan potensi sekitar dan mengoptimalkan dapur sebagai unit usaha masyarakat petani.
“Selama ini dapur hanya menyuguhkan makanan harian, namun dalam hal ini kita mau memberikan nilai lain bahwa dapur juga bisa menjadi pusat industri rumah tangga,” kata Nando terpisah Kamis siang.
Ia menjelaskan, dapur juga bisa menghasilkan produk-produk premium dengan menekankan kulitas produk.
Tiga produk siap saji tersebut, kata dia, merupakan sampel untuk mengembangkan produk-produk lain hasil para petani.
“Bukan ini saja, tapi masih banyak yang bisa petani kembangkan. Peserta pelatihan juga diberikan motivasi melalui shering pengalaman langsung antara petani,” kata aktivis sosial itu.
Koordinator Project Plan International Indonesia Program Implementasi Area Flores, Herlina Susana Boling menuturkan, kegiatan tersebut untuk memanfaatkan potensi lokal guna meningkatkan ekonomi masyarakat.
Ia mencontohi, harga cabe yang kian menurun dapat diolah menjadi sebuah produk dengan harga yang tinggi.
“Orintasi kita agak panjang. Petani bisa pikir lebih maju sehingga kita harapkan mereka bisa mandiri. Setelah pulang kita harap bisa kembangkan ke desa, bisa latih anggota kelompok lain,”kata Herlina.
Penulis: Ian Bala
Editor: Adrianus Aba