Maumere, Vox NTT- Owner Sibakloang Gallery and Coffee, Isye Fernandes menilai kopi robusta Maumere tidak kalah nikmatnya dengan jenis kopi lainnya dari Flores seperti Ende, Bajawa, dan Manggarai.
“Robusta Maumere yg dikembangkan petani di Watublapi dan Kloangrotat rasanya sangat kuat. Tidak kalah dengan kopi-kopi lainya,” terang Isye saat dihubungi VoxNtt.com, Kamis (19/10/2017).
Menurut Isye beberapa penikmat kopi yang berkunjung ke Sibakloang mengakui hal itu.
Dirinya menduga kekuatan rasa tersebut dikarenakan tingginya daerah budi daya kopi dari permukaan air laut.
Akan tetapi, petani di Sikka belum menjadikan kopi sebagai komoditas yang bernilai jual.
Kopi hanya ditanam tumpang sari dengan tanaman komoditi utama seperti cengkeh dan kakao.
Budi daya kopi hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga meskipun dalam keadaan mendesak petani juga menjual kopi ke tengkulak.
Isye menambahkan belum lama ini dirinya melakukan riset kecil terkait perlakuan petani di Sikka terhadap kopi.
Dirinya tidak hanya berkunjung ke beberapa kebun melainkan juga membeli kopi dari kebun petani.
Dengan cara itu, Isye menemukan kecenderungan petani tidak memilih kopi yang layak panen dan belum.
Hal itu sangat berdampak terhadap kualitas kopi ketika diolah.
“Biasanya saat hendak jual mereka mencampur kopi yang sudah masak, yang masih muda, atau pun yang jatuh di tanah,” terang Isye.
Dirinya menilai kualitas kopi sangat berpengaruh terhadap harga dan kepercayaan pembeli.
Oleh karenanya dirinya berharap petani Sikka hanya menjual kopi yang sudah matang dan belum jatuh ke tanah.
Menurut dia saat ini permintaan kopi baik itu green bean (biji kopi mentah) atau roasted bean (biji kopi yang telah disangrai) cukup tinggi.
Isye dan Sibakloang Gallery and Coffee berkomitmen memperkenalkan kopi asal Sikka ke luar.
Penulis: Are de Peskim
Editor: Adrianus Aba