Mbay, Vox NTT- Hingga kini sebanyak 38 orang meninggal akibat penyakit HIV-AIDS di Kabupaten Nagekeo.
Total korban meninggal tersebut dari sebanyak 76 kasus HIV-AIDS.
“Peningkatan kasus tiga bulan terakhir cenderung meningkat siginifikan dari 62 kasus pada bulan Juli 2017 lalu,” kata Bupati Nagekeo, Elias Djo yang juga sebagai Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) kabupaten itu belum lama ini.
Djo mengatakan prosentase korban akibat HIV-AIDS yang meninggal sangat besar yakni 50 persen.
Menurut dia, hal itu disebabkan oleh dua hal yakni penemuan kasusnya oleh petugas sudah pada stadium akhir dan jangkauan pelayanan VCT sangat jauh seperti VCT Ende, VCT Maumere dan VCT Model Puskesmas Danga-Mbay.
“Dari 76 kasus yang ada kebanyakan diderita oleh warga kita yang umurnya masih produktif. Selain itu, terdapat juga penderita yang masih umur Balita dan anak-anak sebanyak enam kasus dan ibu rumah tangga sebanyak 12 kasus. HIV AIDS juga telah merambah ke kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak dua kasus, para sopir dan ojek dengan tujuh kasus,” ujarnya.
Djo menegaskan ancaman HIV-AIDS harus mendapatkan perhatian secara serius dan harus disikapi dengan langkah-langkah konkrit.
Ancaman HIV-AIDS di Kabupaten Nagekeo dipengaruhi dua hal.
Keduanya yakni dengan hadirnya kelompok beresiko tinggi terutama wanita pekerja seks ( WPS) langsung dari luar daerah yang tinggal di kos-kosan maupun tak langsung seperti di cafe-cafe yang ada di Kota Mbay dan Lengko Sambi.
Selain itu, hadirnya kelompok beresiko tinggi kaum waria di Kota Mbay yang sasarannya adalah anak-anak, siswa SMP, SMA dan juga bapak-bapak.
“Mereka berani membayar sasaran untuk memenuhi kebutuhan seks oral dan seks anal yang mengakibatkan terjadinya infeksi menular seksual (IMS) dan tidak menutup kemungkinan terjadinya HIV,” kata Djo.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Adrianus Aba