“Hal yang selalu menakutkan saya adalah kita semua mengetahui apa itu Pancasila namun kita tidak pernah mempraktekkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita malah mendominasi karena keinginan untuk mematikan kelompok lainnya yang berbeda agama, suku, ras dan asal-usul. Keinginan mendominasi seperti ini sesungguhnya merupakan pengingkaran terhadap Pancasila, terhadap negara yang bernama Indonesia.”
Waingapu, Vox NTT- Pernyataan ini diucapkan anggota DPR RI, Dr. Benny K. Harman, SH dalam seminar Nasional bertajuk “Memahami Bhineka Tunggal Ika Untuk Memandang Masyarakat Multikultural” di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur pada Sabtu (21/10/17).
Benny menjelaskan bahwa Pancasila harga mati tidak dengan kata-kata, tetapi harus dipraktekan dalam semua bidang kehidupan.
“Jangan mengaku pancasilais kalau kemiskinan, korupsi, dan kejahatan lain yang ada di depan mata tidak pernah bisa kita carikan jalan keluarnya”, ujar Benny di depan 200-an peserta yang hadir.
Situasi-situasi obyektif di depan mata kita, menurut BKH, seharusnya menjadi alat pemersatu kita untuk membuat Indonesia menjadi kata kerja. Kita disatukan oleh nasib, disatukan oleh cita-cita-masyarakat adil dan makmur, dijalankan dalam satu pemerintahan-NKRI dan diatur dalam satu konstitusi-UUD 1945.
Lebih lanjut BKH menegaskan bahwa siapa pun yang tidak mengakui Pancasila, NKRI, UUD1945 dan Bhineka Tunggal Ika, maka dia tidak punya tempat di negeri ini.
“Kita bersatu bukan karena berasal dari keturunan yang sama, bukan karena kesamaan suku, kesamaan agama, asal-usul juga bukan, warna kulit juga tidak. Karena itu, tidak boleh ada keinginan untuk melakukan dominasi dan menganggap diri atau kelompok sebagai yang paling benar di Republik ini”, ujar calon Gubernur NTT pada periode 2018-2023 ini.
Dalam pandangannya, sikap mendominasi atau paling benar sendiri adalah pengingkaran terhadap Indonesia yang beraneka ragam.
“Keragaman adalah identitas dan karena itulah Indonesia ini ada sampai sekarang”, kata BKH
Kontributor: Ancik
Editor: Boni