Falsafah dan ideologi Pancasila itu telah menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang rukun, toleran (harmonis) meski terbentuk dari aneka suku, etnis, budaya dan agama. Indonesia merupakan Negara yang menjunjung tinggi pluralitas atau ”bhineka tunggal ika”.
Kota Kupang, Vox NTT- Demikian disampaikan Rektor Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang, Pater Dr.Philipus Tule, SVD, saat menjadi pemateri dalam Kuliah Umum bertema “Multikulturalisme Sebagai Upaya Mencegah Radikalisme dan Disintegrasi Bangsa” yang diselenggarakan oleh Senat Unwira, Sabtu ( 21/10/2017) di Aula Kampus San Juan, Penfui Kupang.
Menurut Tule, dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi banyak konflik dan kekerasan antar umat beragama di seantero jagad sebagai efek dari munculnya fenomena Radikalisme Agama.
“Fenomena dan gerakan Radikalisme Agama itu telah menggelobal dan menyusup masuk hingga ke negeri kita tercinta, menebarkan benih konflik dan ketegangan, serta mengancam keutuhan atau integrasi bangsa” ungkap Philipus di hadapan 200-an mahasiswa yang hadir.
Dia menambahkan, radikalisme agama muncul dari kesalahan interpretasi tentang dunia, agama dan kehidupan manusia, serta penyalahgunaan demokrasi.
“Sentimen publik itu ditekan dan diabaikan oleh kelompok dominan, itu akan menyuburkan lahan bagi para radikalis agama untuk mengandalkan agama dan Allahnya saja”tutur Pater Philipus.
Lanjut Philipus, tanpa memahami nilai-nilai spiritual atau etika religious yang kodrati, cultural dan kontekstual, maka mustahil kita mewujud-nyatakan manusia Indonesia yang sungguh nasionalis dan beriman untuk menciptakan harmoni dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sejahtera.
“Musuh bersama kita umat beragama dan warga Negara Indonesia dewasa ini bukan hanya ateisme, komunisme, kolonialisme, ketidakadilan, kemiskinan, dan korupsi, tapi juga terorisme dan radikalisme agama secara gambling telah menista Allah Agama-Agama kita”terang Rektor Unwira ini.
Sementara itu, Ketua Senat Mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira, Elfrem Wony kepada VoxNtt.com mengatakan, kegiatan yang diselenggarakan oleh senat mahasiswa Unwira Kupang periode 2017/2018 ini, merupakan bentuk respon terhadap segala dinamika yang terjadi di bangsa ini.
Menurut Wony, saat ini ideologi Pancasila dan semboyan bhineka tunggal ika sedang diganggu oleh sekelompok orang yang bergerak dengan paham fundamentalisme dan fanatisme sempit.
Kontributor: Tarsi Salmon
Editor: Boni